2 RESEP NABI MENUJU SURGA ALLAH
(Oleh :
Muhammad Alfithrah Arufa)
اَلْحَمْدُ لله، اَلْحَمْدُ
للهِ الَّذِيْ اَوْضَحَ لَنَا سَبِيْلَ الرَّشَادْ، اَشْهَدُ اَنْ لَا اِلَهَ
اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ رَبُّ الْاَرَضِيْنَ وَالسَّمَوَاتِ،
وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا محمدا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ خَيْرُ الْعِبَادِ.
اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ وَتَرَحَّمْ وَتَحَنَّنْ عَلَى
سَيِّدِنَا محمد، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى
يَوْمِ الْمَعَادِ. اَمَّا بَعْد فَيَا اَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ.
اُوْصِيْنِيْ نَفْسِيْ وَاِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ
الْمُتَّقُوْنَ.
قال الله
تعالى في كتابه الكريم : ضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ اَيْنَ مَا ثُقِفُوْٓا
اِلَّا بِحَبْلٍ مِّنَ اللّٰهِ وَحَبْلٍ مِّنَ النَّاسِ .... و قال رسول الله : إِنَّمَا بُعِثْتُ رَحْمَةً وَلَمْ أُبْعَثُ لَعَّانًا
Jama’ah Jum’ah Rohimakumullah
Panjatan puja serta
puji syukur kehadirat Allah Swt, pada siang hari ini kita diberikan kekuatan
untuk melangkahkan kaki kita bersama, mangayun langkah untuk memenuhi undangan
Allah Swt, bernaung dibawah naungan rumah Allah, menghadiri undangan Allah di
tengah-tengah (mungkin masih ada) saudara2 kita sesama muslim yang mengaku
dirinya sebagai ummat Nabi Muhammad Saw tapi mereka tidak bisa membedakan mana suara
adzan, dan mana suara nyanyian, dan bahkan banyak diantara mreka yang lebih
menikmati suara nyanyian daripada suara adzan.
Di tengah manusia
yang mengaku dirinya Muslim, akan tetapi tidak dapat membedakan mana undagan
manusia dan mana undangan pencipta manusia, bahkan banyak diantara mereka yang
lebih memenuhi undangan manusia dari pada undangan pencipta manusia.
Di tengah-tengah
manusia yang sudah tidak bisa membedakan mana itu masjid dan mana itu rumah
ataupun istana, bahkan banyak di anatara meraka yang lebih bangga memasuki
istana akan tetapi dia merasa biasa-biasa saa ketika memasuki rumah Allah,
yaitu Masjid.
Di tengah ummat yang
sedemikian rupa kita diberikan kemampuan dan kekuatan oleh Allah dan ini
merupakan kenikmatan yang sangat besar bagi kita bersama, dimudahkan kaki kita
untuk mengayunkan langkah kaki semata-mata karena taufik dan hidayah dari Allah
Swt, sehingga duduklah kita bersama di rumah yang mulia ini untuk memenuhi
undangan dzat yang Maha Mulia.
Semoga kenikmatan
ini mampu kita syukuri sehingga akan ditambah oleh Allah Swt dengan
kenikmatan-kenikmatan yang lain dan kita berlindung kepada Allah semoga kita
tidak dijadikan manusia yang mengkufuri nikmat sehingga menjadi sebab nikmat
itu dicabut oleh Allah Swt
Jama’ah Jum’ah Rohimakumullah
Di dalam sebuah
hadist Rasulullah Saw, disabdakan bahwa: “ada seseorang yang datang kepada
Rasulullah Saw, beliau ditanya tentang amal ibadah apakah yang banyak
menghantarkan manusia menuju surganya Allah Swt.
سُئِلَ رسلُ اللهِ صلى الله عليه و سلمَ عَنْ اَكْثَرِ مَا يَدْخُلُ
النَّاسُ الجَنَّةَ قاال : تـقوى الله وحُسنُ الْـخُلُق
Beliau menjawab dengan jawaban yang singkat padat dan berisi )dan itulah kebiasaan dan
keistimewaan Rasulullah Saw – Jawami’ul kalim – beliau berbicara ddngan
ucapan yang singkat tapi memiliki makna yang luar biasa(, apa jawaban Nabi ? resep yang menghantarkan manusia
menuju surgaNya Allah Swt, nabi menjawab 2 (ada dua) : Yang
pertama, Taqwallah, yang
kedua chusnul
khuluq,
Yang pertama, kata nabi yang menghantarkan
manusia ke surga adalah bertaqwa kepada Allah Swt, melaksankan perintah Allah, menjauhi
larangan Allah, mengikuti jejak dan langkah dari Rasulullah Saw. Ketaqwaan
yang meliputi seluruh aspek kehidupan kita, ketaqwaan yang menghiasi
hari-hari kita dari sejak kita bangun dari tidur sampai kita tidur kembali,
bukan hanya ketaqwaan yang identik dengan kopyah atau sarung, bukan ketakwaan
yang hanya identek dengan masjid atapun mushollah, tapi ketakwaan yang
menyeluruh dalam kehidupan kita baik kita di kantor ataupun kita di pasar, ataupun kita
di ladang, di manapun saja berada, ketakwaan yang menghiasa kehidupan kita dan
itulah yang difirmankan oleh Allah Swt
﴿ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ
تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ ﴾
Wahai orang yang beriman bertqwalah kalian dengan sebenar-benarnya taqwa (tidak
hanya taqwa pada kondisi tertentu, tidak hanya bertaqwa pada tempat-tempat
tertentu, ketika dia ke masjid dia bagaikan orang bertaqwa tapi ketika dia
keluar dari masjid dia campakkan ketaqwaannya, tidak ketika dia menggunakan peci atau
sarung dia menunjukkan dia bertaqwa tapi ketika dia buka
kopyah dan sarungnya dia campakkan ketaqwaannya). Tidak... ketaqwaan
yang menyeluruh.
Ketika kita di masjid kita tunjukkan kita bertaqwa, ketika kita di
kantor kita tunjukkan kita bertaqwa dengan memegang amanat, seberapa
tinggi pangkatnya firaun, dia tercampakkan ke dalam
posisi yang paling rendah, apa sebabnya? karena dia tidak bertaqwa pada
Allah Swt. Seberapa banyak hartanya qorun akan tetapi cerita buruknya langgeng
sampai hari kiamat, apa sebabnya? karena tidak bertaqwa kepada
Allah. Begitupula berapa pandai dan cendikianya iblis, akan tetap dilaknat sampai
hari kiamat, apa sebabnya?, karena tidak mau
bertaqwa pada Allah swt.
Akan tetapi sebaliknya walaupun dia tidak berpangkat, walapun dia
strata ekonomi sangat rendah, walaupun dia kalangan orang awwam, tapi
dia laksanakan ketaqwaan dengan sebenar-benarnya, hakikatnya dialah orang
yang agung dihadapan Allah Swt.
Jama’ah Jum’ah Rohimakumullah
Sayyidina wa imamina Ali bin abi tholib Karammallahu wajhah, beliau
mengatakan dalam sebuah nasihat beliau (dengan kecerdasannya, dengan
nasab keturunannya, dengan keberaniannya – seorang prajurit yang tidak pernah
mundur – dengan ibadahnya) apa kata
sayyidina Ali :
كَفَانِى عِزًّا إِذَا كُنْتَ لِي رَبًّا وَ كَفَانِي فَخْرًا
إذَا كُنْتُ لَكَ عَبْدًا
“Cukup bagiku kemuliaan bukan
karena pangkatnya, bukan karena kecerdasannya, bukan karena nasab dan keturunannya,
ketika engkau ya Allah sebagai Tuhanku, dan cukup bagiku kebangaan ketika aku
bisa mengabdi kepadaMu Ya Allah (dengan melaksanakan perintah dan menjauhi
laranganMu).
Itulah kebanggan.
Begitu pula sayyina Umar ibnul khotthob ra. beliau mengatakan :
نَحْنُ قَوْمٌ اَعَزَّنَا اللهُ بالاسلامِ فإذا
ابْتَغَيْنَا الْعِزَّةَ بِغَيِرِهِ اَذَلَّنَا الله
“Kami adalah komunitas manusia yang dimuliakan oleh Allah dengan memeluk
agama Islam bukan karena yang lain, apabila kami mencari kemulian akan tetapi
kami mencampakkan agama kami, maka kami akan dihinakan oleh Allah (menjadi manusia
yang hina di dunia lebih-lebih kelak di hadapan Allah Swt).
Yang kedua, chunul khuluq, berbudi pekerti luhur, memiliki akhlak yang mulia,
berinteraksi dengan sesama manusia dengan interaksi yang
baik. dan
itulah yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw. Sang suri tauladan kita bersama,
kita lihat agama Islam dilandasi dengan pondasi yang kuat yaitu pondasi budi
pekerti yang luhur, pondasi akhlakul karimah,
pondasi perbuatan yang baik prangai yang baik, Nabi Muhammad yang memiliki
budi pekerti luhur, dngan dasar budi pekeri yang luhur
itulah sehingga Nabi diterima kawan ataupun lawan sampai kita berada 14 abad
sesudah beliau tetap berada di bawah cahaya Akhlaq Nabi Muhammad Saw.
Sehingga sahabat Abdullah Bin Abbas beliau berkata dalam sebuah
nasihatnya :
لِكُلِّ بُنْيَانٍ اَسَاسٌ وَ اَسَاسُ الْاِسْلاَمِ
حُسْنُ الْخُلُقِ
“Setiap bangunan pasti
memiliki pondasi (ketika pondasi kuat bagunan akan kokoh, ketika pondasi rapuh
bangunan akan runtuh) apakah pondasi islam ? budi pekerti yang baik, interaksi
dengan ssama dengan insteraksi yang baik.
Sehingga Islam
akan kokoh di tengah-tengah masyarakat, hidup di manapun saja, kita akan
menjadi orang yang baik di hadapan kawan ataupun dihadapan lawan.
Jama’ah Jum’ah Rohimakumullah
2 resep
inilah yang banyak menuntun manusia menuju Surganya Allah Swt. Yang
pertama bertaqwa kepada Allah sebagai lambang hubungan vertikal kita pada Allah atau yang dikenal dengan Hablum minallah – mari kita jaga sholat kita, kita jaga dzikir kita, kita
jaga puasa kita dengan baik sebagai lambang hubungan individual vertical kita pada Allah Swt. Dan yang kedua
chusnul khuluq
(berbudi pekerti luhur) sebagai lambang hubungan social horizontal pada sesama
manusia (hablum Minannas) berinteraksi dengan baik kepada sesama manusia, kepada siapapun
saja, maka dengan 2 modal ini akan menuntun kita bersama menuju surganya Allah Swt, dengan dua
modal ini akan menyelamatkan kita daripada bencana dan adzabnya Allah.
Allah berfirman :
ضُرِبَتْ
عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ اَيْنَ مَا ثُقِفُوْٓا اِلَّا بِحَبْلٍ مِّنَ اللّٰهِ
وَحَبْلٍ مِّنَ النَّاسِ .....
Akan ditimpakan kepada manusia
kehinaan/ khancuran/ kebinasaan dimanapun berada, kecuali
dengan (rumus) berhubungan baik dengan Allah dan hubungan baik kepada Manusia.
Semoga kita dijadikan manusia yang
bisa mengaku diri kita sebagai seorng hamba sehingga kita mampu menghambakan
diri dengan sebenarnya kepada Allah Swt dan kita sadar bahwa kita adalah
makhluq sosial yang memiliki ketergantungan pada sesama. Sehingga kita dapat
berinteraksi baik pada sesama manusianya. Amin Allahumma Amin...
إِنَّ أَحْسَنَ الْكَلَامِ كَلَامُ اللهِ الْمَلِكُ
الْمَنَّانُ وَبِالْقَوْلِ يَهْتَدُ الْمُرْتَضُوْنَ . مَنْ عَمِلَ صَالِحًا
فَلِنَفْسِهِ وَمَنْ أَسآءَ فَعَلَيْهَا وَمَارَبُّكَ بِظَلَّامٍ لِلْعَبِيْدِ .
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ
وَإِيَّاكُمْ مِنَ اْلأٓيَةِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ
وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ
الْعَلِيْمُ وَاسْتَغْفِرُوْا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
خطبة الثانى
اَلْحَمْدُ
للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ
أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ
سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِي إلىَ رِضْوَانِهِ.
اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ
وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا أَمَّا بَعْدُ.
فَياَ
اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى
وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى
بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ
يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ
وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى
آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ
الْمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى
بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ
وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ
الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
اَللهُمَّ
اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ
اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ، اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ
وَالْمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ
الْمُوَحِّدِينْ، وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ
اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَائَكَ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَأَعْلِ كَلِمَاتِكَ
إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ
وَالزَّلاَزِلَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ وَاْلمِحَنِ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ،
عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خَآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ
اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى
الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا
لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ
يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ
اْلفَحْشآءِ وَالْمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ
وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ
يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ