KEMUNDURAN PERADABAN ISLAM*
A.
Hal- hal pokok yang melatarbelakangi Kemunduran
Islam.
1.
Perang antar agama
Seperti banyak diketahui, bahwa Islam merupakan jembatan
emas bagi kemajuan Barat saat ini. Islam memberi sumbangan ilmu pengetahuan
yang tak ternilai bagi Barat. Namun pada gilirannya kaum Nasrani dapat merebut pengetahuan
yang berharga tersebut. Pada masa akhir kejayaan Islam di Andalusia (Spanyol)
tepatnya pada tahun 609 H/1212 M, Kaum Nasrani melakukan agresi besar-besaran
ke Andalusia. Dengan dalih perang suci di Eropa mereka menyerang Islam dipimpin
oleh Alfonso VII , Raja Castile beserta sekutu-sekutunya. Serangan tersebut
dihadapi oleh khalifah al-Mansur Billah bersama 600000 tentara di Las Navas de
Toloso (Al ‘Uqub) sekitar 70 mil di sebelah timur Cordova.
Dalam peperangan tersebut tentara Muwahidun mengalami
kekalahan besar bahkan menyebabkan berakhirya kekuasaan Islam di Andalusia(1235
M). Berakhirnya Islam puncaknya ketika peperangan antara pasukan Musa, Pasukan
Abdullah melawan pasukan Ferdinand, Ferdinand mengirim pasukannya untuk
menghancurkan pasukan Islam, tetapi Abdullah beserta pasukannya terjun ke medan
peperangan dengan gagah berani,pada saat itu islam yang mengalami kemenangan
dibantu oleh penduduk Granada, sehingga beberapa beneteng dapat direbut kembali
Pada tahun 896 H/1491 M Ferdinand bersama Isabella
melibatkan diri bersama 50.000 personil dengan mendengungkan perang suci. Namun
pasukan Musa mendengungkan bahwa akan terus mempertahankan tanah ini walau
hanya tinggal jasad saja , hal itu membuat semangat tempur pasukan islam, dan
mengalahkan pasukan Ferdinand. Namun dengan kelicikannya, Ferdinand mengepung
dan memblokade pasukan islam agar kelaparan. Apalagi di musim dingin (salju),
sehingga keadaan kaum muslimin menjadi kritis. Abdullah menyerang atas desakan
penduduk Granada yang kelaparan dan kedinginan. Sedangkan panglima Musa terus
menyerang dan melawan pasukan ferdinand, sehingga mati terbunuh dalam medan
peperangan. Abdullah bersama keluarganya pindah ke Maroko dan tinggal di kota
Faz. Granada pada tanggal 2 Januari 1492 M dapat dikuasai kaum Nasrani dengan
masuknya pasukan Castile . Dengan masuknya pasukan Castile . Dengan demikian,
Salib telah menyingkirkan bulan Sabit.
2.
Agresi Kolonial Barat
Masa ini dimulai pada abad ke-19 ketika Eropa
mendominasi dunia. Dalam abad ke 19 dan awal abad 20 , didorong oleh kebutuhan
ekonomi industri terhadap bahan-bahan baku dan pemasarannya, dan juga oleh
kompetisi politik ekonomi satu sama lain, negara-negara Eropa menegakkan
kerajaan teroterial dunia. Belanda menjajah Indonesia; Rusia mengambil Asia Dalam;
Inggris mengkonsolidasi kerajaan mereka di India dan Afrika, dan mengontrol
sebagian Timur tengah, Afrika Timur, Nigeria, dan sebagian Afrika Barat. Pada
permulaan abad ke-20 kekuatan Eropa hampir menguasai seluruh dunia Islam.
Dengan didukung oleh pertumbuhan produksi pabrik dalam
skala dan perubahan yang besar serta dengan metode komunikasi ditandai dengan
ditemukannya kapal uap, kereta api, dan telegrap. Eropa telah siap untuk
melakukan ekspansi perdagangan. Kesemuanya ini diiringi dengan peningkatan
kekuatan angkatan bersenjata dari negara-negara besar Eropa; akibatnya Aljazair
menjadi negara Arab pertama yang ditaklukkan oleh perancis (1830-1847 M).
Negeri-negeri Islam dan masyarakatnya pada waktu itu tidak lengkap lagi hidup
dalam keadaan stabil serta tidak mapan sistem kebudayaannya sehingga keperluan
mereka yang mendesak adalah bagaimana menggerakkan kekuatan agar selamat dari
dominasi bangsa lain.Kerajaan Utsmaniyah misalnya, harus mengadopsi
metode-metode baru dalam pengorganisasian militer, administrasi dan kode-kode
hukum pola Eropa, dan begitu juga yang dilakukan oleh dua penguasa otonomi dari
propinsi kerajaan tersebut, Mesir dan Tunisia
Begitu seterusnya agresi kolonial barat yang meyebabkan
perubahan demi perubahan dalam kejayaan Islam banyak yang ternetralisir dengan
sistem kebudayaan barat.
3.
Penetrasi Barat Terhadap Dunia Islam
Pengaruh Eropa
terhadap dunia Islam menyadarkan para pemimpin kerajaan Utsmaniyah untuk
mengadakan perubahan . Begitu pun pada masa Sultan Mahmud II padatahun 1820-an,
sejumlah kecil para pejabat yang menyadari perlu adanya perubahan mengambil
keputusan – keputusan yang cukup penting.
Di
Kairo, sepeninggal tentara Perancis, kekuasaan diambillah oleh Muhammad Ali
(1805-48), orang Turki dari Macedonia yang dikirim oleh kerajaan Utsmaniyah
melawan Perancis . Dari uraian-uraian di atas, dapat ditarik gambaran
bahwa pada abad ke-19 dan awal abad ke-20 dunia Islam hampir seluruhnya berada
dalam koloni barat , kecuali Hijaz , Persia, dan Afghanistan . Dunia Islam lainnya
yang membentang dari Maroko hingga Indonesia merupakan negeri-negeri kolonial
yang dijadikan “sapi perahan” untuk kemakmurann bangsa barat.
Apabila kita menyimak secara seksama tentang faktor-faktor
yang mendorong kemajuan umat Islam di masa lalu, maka kita akan sepakat bahwa
faktor-faktor tersebut kini mulai sirna dan tidak melekat lagi pada umat Islam,
tinggal puing-puingnya saja, dan hanya menjadi kenangan sejarah masa lalu.
FAKTOR PENYEBAB KEMUNDURAN ISLAM
Setelah
mengetahui asas kebangkitan peradaban Islam kini kita perlu mengkaji
sebab-sebab kemunduran dan kejatuhannya. Dengan begitu kita dapat mengambil
pelajaran dan bahkan menguji letak kelemahan, kekuatan, kemungkinan dan
tantangan (SWOT). Kemunduran suatu peradaban tidak dapat dikaitkan dengan
satu atau dua faktor saja. Karena peradaban adalah sebuah organisme yang
sistemik, maka jatuh bangunnya suatu perdaban juga bersifat sistemik. Artinya
kelemahan pada salah satu organ atau elemennya akan membawa dampak pada organ
lainnya. Setidaknya antara satu faktor dengan faktor lainnya – yang secara umum
dibagi menjadi faktor eksternal dan internal – berkaitan erat sekali. Untuk
itu, akan dipaparkan faktor-faktor ekternal terlebih dahulu dan kemudian faktor
internalnya.
Untuk menjelaskan faktor penyebab kemunduran umat Islam
secara eksternal kita rujuk paparan al-Hassan yang secara khusus menyoroti
kasus kekhalifahan Turkey Uthmani, kekuatan Islam yang terus bertahan hingga
abad ke 20. Faktor-faktor tersebut adalah sbb:
1. Faktor ekologis dan alami.
Kondisi tanah di
mana negara-negara Islam berada adalah gersang, atau semi gersang, sehingga
penduduknya tidak terkonsentrasi pada suatu kawasan tertentu. Kondisi ekologis
ini memaksa mereka untuk bergantung kepada sungai-sungai besar, seperti Nil,
Eufrat dan Tigris. Secara agrikultural kondisi ekologis seperti ini menunjukkan
kondisi yang miskin. Kondisi ini juga rentan dari sisi pertahanan dari serangan
luar. Faktor alam yang cukup penting adalah Pertama, Negara-negara Islam
seperti Mesir, Syria, Iraq dan lain-lain mengalami berbagai bencana alam.
Antara tahun 1066-1072 di Mesir terjadi paceklik (krisis pangan) disebabkan
oleh rusaknya pertanian mereka. Demikian pula di tahun 1347-1349 terjadi wabah
penyakit yang mematikan di Mesir, Syria dan Iraq. Kedua, letak geografis yang
rentan terhadap serangan musuh. Iraq, Syria, Mesir merupakan target serangan
luar yang terus menerus. Sebab letak kawasan itu berada di antara Barat dan
Timur dan sewaktu-waktu bisa menjadi terget invasi pihak luar.
2. Faktor eksternal.
Faktor eksternal
yang berperan dalam kajatuhan peradaban Islam adalah Perang Salib, yang terjadi
dari 1096 hingga 1270, dan serangan Mongol dari tahun 1220-1300an. “Perang
Salib”, menurut Bernard Lewis, “pada dasarnya merupakan pengalaman pertama
imperialisme barat yang ekspansionis, yang dimotivasi oleh tujuan materi dengan
menggunakan agama sebagai medium psikologisnya.” Sedangkan tentara Mongol
menyerang negara-negara Islam di Timur seperti Samarkand, Bukhara dan Khawarizm,
dilanjutkan ke Persia (1220-1221). Pada tahun 1258 Mongol berhasil merebut
Baghdad dan diikuti dengan serangan ke Syria dan Mesir. Dengan serangan Mongol
maka kekhalifahan Abbasiyah berakhir.
3. Hilangnya Perdagangan Islam
Internasional dan munculnya kekuatan Barat.
Pada tahun 1492 Granada jatuh dan secara kebetulan Columbus mulai petualangannya. Dalam upayanya mencari rute ke India ia menempuh jalur yang melewati negara-negara Islam. Pada saat yang sama Portugis juga mencari jalan ke Timur dan juga melewati negara-negara Islam. Di saat itu kekuatan ummat Islam baik di laut maupun di darat dalam sudah memudar. Akhirnya pos-pos pedagangan itu dengan mudah dikuasai mereka. Pada akhir abad ke 16 Belanda, Inggris dan Perancis telah menjelma menjadi kekuatan baru dalam dunia perdagangan. Selain itu, ternyata hingga abad ke 19 jumlah penduduk bangsa Eropa telah meningkat dan melampaui jumlah penduduk Muslim diseluruh wilayah kekhalifahan Turkey Uthmani. Penduduk Eropa Barat waktu itu berjumlah 190 juta, jika ditambah dengan Eropa timur menjadi 274 juta; sedangkan jumlah penduduk Muslim hanya 17 juta. Kuantitas yang rendah inipun tidak dibarengi oleh kualitas yang tinggi.
Pada tahun 1492 Granada jatuh dan secara kebetulan Columbus mulai petualangannya. Dalam upayanya mencari rute ke India ia menempuh jalur yang melewati negara-negara Islam. Pada saat yang sama Portugis juga mencari jalan ke Timur dan juga melewati negara-negara Islam. Di saat itu kekuatan ummat Islam baik di laut maupun di darat dalam sudah memudar. Akhirnya pos-pos pedagangan itu dengan mudah dikuasai mereka. Pada akhir abad ke 16 Belanda, Inggris dan Perancis telah menjelma menjadi kekuatan baru dalam dunia perdagangan. Selain itu, ternyata hingga abad ke 19 jumlah penduduk bangsa Eropa telah meningkat dan melampaui jumlah penduduk Muslim diseluruh wilayah kekhalifahan Turkey Uthmani. Penduduk Eropa Barat waktu itu berjumlah 190 juta, jika ditambah dengan Eropa timur menjadi 274 juta; sedangkan jumlah penduduk Muslim hanya 17 juta. Kuantitas yang rendah inipun tidak dibarengi oleh kualitas yang tinggi.
Sebagai tambahan, meskipun Barat muncul
sebagai kekuatan baru, Muslim bukanlah peradaban yang mati seperti peradaban
kuno yang tidak dapat bangkit lagi. Peradaban Islam terus hidup dan bahkan
berkembang secara perlahan-lahan dan bahkan dianggap sebagai ancaman Barat.
Sesudah kekhalifahan Islam jatuh, negara-negara Barat menjajah negara-negara
Islam. Pada tahun 1830 Perancis mendarat di Aljazair, pada tahun 1881 masuk ke
Tunisia. Sedangkan Inggris memasuki Mesir pada tahun 1882. Akibat dari jatuhnya
kekhalifahan Turki Uthmani sesudah Perang Dunia Pertama, kebanyakan
negara-negara Arab berada dibawah penjajahan Inggris dan Perancis, demikian
pula kebanyakan negara-negara Islam di Asia dan Afrika. Setelah Perang Dunia
Kedua kebanyakan negara-negara Islam merdeka kembali, namun sisa-sisa kekuasaan
kolonialisme masih terus bercokol. Kolonialis melihat bahwa kekuatan Islam yang
selama itu berhasil mempersatukan berbagai kultur, etnik, ras dan bangsa dapat
dilemahkan. Yaitu dengan cara adu domba dan tehnik divide et impera sehingga
konflik intern menjadi tak terhindarkan dan akibatnya negara-negara Islam terfragmentasi
menjadi negeri-negeri kecil.
Itulah di antara
faktor-faktor eksternal yang dapat diamati. Namun analisa al-Hassan di atas
berbeda dari analisa Ibn Khaldun. Bagi Ibn Khaldun justru letak geografis dan
kondisi ekologis negara-negara Islam merupakan kawasan yang berada di
tengah-tengah antara zone panas dan dingin sangat menguntungkan. Di dalam zone
inilah peradaban besar lahir dan bertahan lama, termasuk Islam yang bertahan
hingga 700 tahun, India, China, Mesir dll. Menurut Ibn Khaldun faktor-faktor
penyebab runtuhnya sebuah peradaban lebih bersifat internal daripada eksternal.
Suatu peradaban dapat runtuh karena timbulnya materialisme, yaitu kegemaran
penguasa dan masyarakat menerapkan gaya hidup malas yang disertai sikap
bermewah-mewah. Sikap ini tidak hanya negatif tapi juga mendorong tindak
korupsi dan dekadensi moral. Lebih jelas Ibn Khaldun menyatakan:
Tindakan amoral,
pelanggaran hukum dan penipuan, demi tujuan mencari nafkah meningkat dikalangan
mereka. Jiwa manusia dikerahkan untuk berfikir dan mengkaji cara-cara mencari
nafkah, dan untuk menggunakan segala bentuk penipuan untuk tujuan tersebut.
Masyarakat lebih suka berbohong, berjudi, menipu, menggelapkan, mencuri,
melanggar sumpah dan memakan riba.Tindakan-tindakan amoral di atas menunjukkan
hilangnya keadilan di masyarakat yang akibatnya merembes kepada elit penguasa
dan sistem politik. Kerusakan moral dan penguasa dan sistem politik
mengakibatkan berpindahnya Sumber Daya Manusia (SDM) ke negara lain
(braindrain) dan berkurangnya pekerja terampil karena mekanimse rekrutmen yang
terganggu. Semua itu bermuara pada turunnya produktifitas pekerja dan di sisi
lain menurunnya sistem pengembangan ilmu pengertahuan dan keterampilan.
B.
KEMUNDURAN ISLAM ERA SEKARANG
Terdapat
beberapa faktor yang menjadi penyebab kemunduran dan kemerosotan umat Islam
pada era sekarang yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli. Di antaranya Amir
Syakib Arsalan dalam kitabnya Limadzaa Ta’akkhara al-Muslimuuna Wa Limaadzaa
Taqaddama al-Ghayruuna. Dengan tegas beliau mengemukakan beberapa faktor
penyebab yang terbesar dan terpenting sebagai faktor kemunduran umat Islam,
yaitu:
1. Kebodohan
Kebodohan inilah yang menyebabkan umat Islam mudah sekali dibohongi dan diombang-ambingkan, sebab tidak bisa membedakan mana yang merugikan dan mana yang menguntungkan
Kebodohan inilah yang menyebabkan umat Islam mudah sekali dibohongi dan diombang-ambingkan, sebab tidak bisa membedakan mana yang merugikan dan mana yang menguntungkan
2. Kerusakan Budi Pekerti
Umat Islam telah
kehilangan perangai sebagaimana yang telah diperintahkan oleh al-Qur’an,
meninggalkan akhlaq mulia yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW dan para
sahabat serta salaf al-Shalihin. Budi pekerti mulia sungguh sangat besar
peranannya dalam rangka membangun umat dan bangsa. Dalam pada itu, Syauki Beik
telah mengingatkan: ”sesungguhnya umat-umat itu tidak lain melainkan budi
pekerti. Selama budi pekerti itu tetap ada pada sebuah umat maka umat itu tetap
ada, dan jika budi pekerti itu lenyap maka mereka pun ikut lenyap.”
3. Kebejatan Moral dan kerusakan budi
pekerti para pemimpinnya.
Munculnya
pemimpin diktator dan otoriter yang bertindak sewenang-wenang terhadap rakyat
dan mengutamakan kepentingan pribadi daripada kepentingan rakyat dan menumpas
golongan/ kelompok yang ingin meluruskan perbuatan mereka.
4. Sikap penakut dan pengecut.
Dahulu, umat
Islam terkenal sebagai umat pemberani, dapat mengalahkan musuh yang berlipat
ganda jumlahnya. Namun sekarang, uamt Islam dilandasi rasa takut, dan rasa
takut itulah yang menyebabkan umat Islam menjadi penakut dan pengecut.
Dalam kenyataan
yang ada pada saat ini, kita lihat dan rasakan upaya-upaya untuk memundurkan
umat Islam yang dilakukan dengan serius dan sistematik, yaitu di antaranya
dengan jalan:
1. Menjauhkan umat Islam dari al-Qur’an.
2. Menghancurkan akhlak umat Islam.
3. Memecah belah persatuan & kesatuan
umat Islam
4. Menanamkan keraguan terhadap ajaran
Islam dengan menyebar pemahaman sesat
5. Merintangi kemajuan umat Islam.
Hal-hal di atas merupakan
faktor-faktor penyebab bagi kemunduran umat Islam menurut beberapa ahli yang
akibatnya umat Islam diremehkan dan tidak lagi disegani oleh umat lain. Umat
Islam menduduki peringkat bawah dan hanya sebagai pengikut, bukan sebagai
pemimpin, sehingga mudah sekali dikendalikan dan diombang-ambingkan, dan pada
gilirannya satu sama lain mudah diadu domba. Inilah yang mengakibatkan umat
Islam berantakan, tidak sempat mengejar ketertinggalan.
*dikutib dari Buku Portofolio MGMP PAI SMKN Surabaya
0 komentar:
Posting Komentar