Salam Silaturahmi dari Guru PAI SMKN 5 Surabaya

Tata Niat, terus Ikhtiyar dan Doa serta Tawakkal Pada Allah Swt

SHOLEH LUAR DALAM

Semangat mengaji tanpa batas

Ikhtiyar dengan AL-Qur'an dan Sholawat

#Dirumahaja|Temukan Kesholehan bersama orang tercinta

SEMANGAT IBADAH DENGAN MENGHARAP RIDHO ALLAH

Karena bisa jadi bukan ibadahmu yang menyelamatkanmu

Follow Us in Instagram

ngaji bersama GPAI Stembaya

# SELAMAT DATANG DI SITUS RESMI GURU MAPEL PAI SMKN 5 SURABAYA, NGAJI SEPANJANG HAYAT | INFO : SELAMA MASA PEMBELAJARAN DI RUMAH, PEMBELAJARAN PAI DIPUSATKAN DI SITUS RESMI INI, BAGI SISWA-SISWI SMKN 5 SURABAYA SILAHKAN KOORDINASI DENGAN GURU PAI MASING-MASING UNTUK BERSAMA-SAMA MEMBERDAYAKAN SITUS INI DALAM PEMBELAJARAN JARAK JAUH # .....

Rabu, 28 Oktober 2020

ADA OKTOBER DALAM ROBIUL AWWAL (Merangkai Nasionalisme dan Menjemput Syafa’at Sang Kekasih)

Oleh : Muhammad Alfithrah Arufa, M.Pd.I*

 

Bulan Rabiul Awwal  1442 H saat ini bertepatan pada Bulan Oktober 2020 M, dan masa pandemi Covid-19 yang masih juga belum berakhir, Walau demikian SMK Negeri 5 semangat dan antusias dalam memuliakan Bulan Rabiul Awwal yang menjadi bulan Kelahiran Nabiyullah Muhammad SAW. Serasa mengkolaboraskan rutinitas Nasional negara dan agama yang tumpah di bulan yang sama. Setidaknya yang kita kenal dan telah lalui adalah mulai dari Hari kesaktian pancasila (1 Oktober 2020), hari Batik Nasional (2 Oktober 2020), hari TNI (5 Oktober 2020), hari Santri Nasional (22 Oktober 2020), Hari Sumpah Pemuda (28 Oktober 2020) dan Maulid Nabi Muhammad SAW ( 12 Robiul Awwal bertepatan pada 29 Oktober 2020).

Rangkaian Moment-moment penting tersebut adalah bukan hanya sekedar catatan nama (baca: judul/label) dan cerita sejarah saja, namun penting  untuk diambil nilai-nilai atau hikmah yang terkandung di dalam peristiwa tersebut, mulai dari penghayatan (nasionalisme dan religius) hingga implemantsinya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Rangkaian kegiatan yang biasanya dapat diselanggarakan dengan semarak dan syiar yang kuat kini di masa pandemi agak sedikit berbeda penerapannya, hal ini dikarenakan mempertimbagkan protokol kesehatan yang harus ditaati bersama-sama (seperti Bermasker, Cuci tangan, dan jaga jarak).

Dari rangkaian peristiwa, mulai awal oktober  hingga akhir oktober 2020 ini, seolah-olah terlintas gambaran akan semangat baru, kekuatan baru dan pembaharuan yang lebih maju yang akan dihadapi oleh seluruh eleman masyarakat. Bagaimana tidak, jika saja semua memahami dan mengambil hikmah di balik peristiwa yang mungkin dalam keadaan pandemi akan menjadi  vaksin utama, dan menjadi (semacam) “vitamin istiqamah” dalam meingkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT dalam berbangsa bernegara dan beragama.

Landasan atau pondasi bangsa sudah terbangun kuat pada Pancasila, membungkus pancasila dengan pakaian Batik merupakan  simbol budaya yang terjaga dari terbukanya “aurat” mulai batas kebodohan hingga batas kedzoliman, terjaganya tubuh  dari bahaya kerasnya alam mulai dari angin radikalisme hingga terik panasnya intoleransi. Dari sini kekuatan lahir dan batin yang tergambar dari tubuh dan pakainnya, kita sebagai masyarakat masih dikuatkan dengan kemanan oleh perjuangan TNI dalam menjaga kedaulatan Bangsa dan ancaman gangguna dari pihak luar. TNI menjadi pagar negeri kita dalam hal keamanan baik fisik maupun psikis.

Namun perlu disadari bahwa ada benteng dari dalam negeri ini yang juga berjuang mengamankan seluruh pondasi dan pakaiannya, bahkan menjadi perekat pada pagar luar negri kita, mereka adalah santri pondok pesantren. Perjuangan santri tidak bisa dilihat sebelah mata sebab mereka memilki semangat perjuangan dalam pendidikan terutama pendidikan agama Islam khidmah pada Ulama, Kiyai dan Asatidz (guru-guru), serta kemandirian dan mental yang kokoh dalam bingkai keimanan dan ketaqwaan serta akhlakul karimah. Maka keberadaan santri merupakan catatan sejarah yang penting dalam merebut, memperjuangkan, membangun bangsa hingga “membonsai” (baca : menjadi solusi) Bangsa dengan ilmu dan akhlaqul Karimah (titik penanaman karakter religi sebuah bangsa). Belum berakhir hangatnya suasana peringatan Hari Santri Nasional di berbagai daerah bahkan di beberara negara lain, para pemuda menjemput semangat hari santri yang masih hangat itu dengan Sumpah Pemuda di 28 Oktober 2020. Mengambil tema “Bersatu & bangkit”  dari nilai-nilai bertanah air Indonesia, berbangsa Indonesia, dan Berbahasa Indonesia.

Pada pengunjung akhir Oktober 2020, ummat Islam seluruh dunia menumpahkan kecintaannya pada Sang kekasih, Peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad Saw makin memperindah dan menguatkan suasana cinta seluruh Ummat Islam dunia termasuk pada Indonesia pada Nabi Kekasih Allah. Berbagai acaa diselenggaran dengan tetap memperhatikan tertib protokol kesehatan di masa pandemi. Walau demikian pandemi seharusnya bukan menjadi alasan untuk memperingati maulid nabi atau setidaknya mengambil nilai-nilai maulid Nabi Muhammad SAW yang paripurna keteladanan dan akhlaqnya. SMKN 5 Surabaya memperingati  Maulid Nabi Muhammad SAW dengan sederhada dan terbatas, dimulai dari khataman AL-Qur’an dan pengajian Fiqih Nisa  (sebagai rangkaian hari santri) dan acara Pembacaan Maulid Diba’ oleh Bapak/Ibu Guru NA SMKN 5 Surabaya di Ruang Pendidikan (Rupen) pada 26 Oktober 2020,mendahlui dari 12 Rabiu; Awwal. Hal ini tidak menjadi masalah sebab mencintai Nabi Muhammad seyogyanya kapan dan di mana saja, namun kebersamaan dan kekeluargaan makin terbentuk dalam sebuah majelis Sholawat bersama para Guru SMKN 5 Surabaya. Hilir mudik sumbangan konsumsi sebagai bentuk shadaqah hingga masuk dalam khidmatnya acara lantunan sholawat Nabi dan Doa.

Oktober 2020 memberikan pelajaran bahwa keteladanan Rasulullah memeberikan banyak inspirasi nasionalisme seperti pancasila sebagai falsafah negara, khas kebudayaan bangsa, perjuangan tentara, benteng kailmuan agama di pesantren, hingga perkumuplan kekuatan pemuda yang menjadi kebanggan Nabi Saw, terutama pemuda yang memiliki ketergantungan pada ibadah dan tempat ibadah. Dalam menjalankan masa pandami ini seharusnya kita banyak belajar dari sejarah agar persatuan dan kesatuan bangsa tidak terlepas dari kekuatan ukhuwwah dan aqidah, dan akhlaqul karimah. Dengan demikian Madrasah Oktober dan Rabiul Awwal ini mengantarkan kita pada penemuan “vaksin” yakni cinta pada Rasulullah dalam hati dan aplikasi kehidupan sehari-hari.

Semoga kita kelak mendapatkan Syafa’at dari Nabiyullah Muhammad SAW, diberi kesempatan oleh Allah untuk dapat memenuhi undanganNya ke Makkah dan Madinah (untuk Sowan Pada Kekasih Allah). Maka tiap saat mengharap syafa’at  (Nabi Muhammad SAW) dengan berprilaku taat.

Wallahu A’lam Bishowwab

 

* Guru PAI SMKN 5 Surabaya


gpaismkn5sby. Diberdayakan oleh Blogger.