Oleh : Muhammad Alfithrah Arufa, M.Pd.I*
Bulan
Rabiul Awwal 1442 H saat ini bertepatan
pada Bulan Oktober 2020 M, dan masa pandemi Covid-19 yang masih juga belum
berakhir, Walau demikian SMK Negeri 5 semangat dan antusias dalam memuliakan
Bulan Rabiul Awwal yang menjadi bulan Kelahiran Nabiyullah Muhammad SAW. Serasa
mengkolaboraskan rutinitas Nasional negara dan agama yang tumpah di bulan yang
sama. Setidaknya yang kita kenal dan telah lalui adalah mulai dari Hari
kesaktian pancasila (1 Oktober 2020), hari Batik Nasional (2 Oktober 2020), hari
TNI (5 Oktober 2020), hari Santri Nasional (22 Oktober 2020), Hari Sumpah
Pemuda (28 Oktober 2020) dan Maulid Nabi Muhammad SAW ( 12 Robiul Awwal
bertepatan pada 29 Oktober 2020).
Rangkaian
Moment-moment penting tersebut adalah bukan hanya sekedar catatan nama (baca:
judul/label) dan cerita sejarah saja, namun penting untuk diambil nilai-nilai atau hikmah yang
terkandung di dalam peristiwa tersebut, mulai dari penghayatan (nasionalisme
dan religius) hingga implemantsinya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Rangkaian
kegiatan yang biasanya dapat diselanggarakan dengan semarak dan syiar yang kuat
kini di masa pandemi agak sedikit berbeda penerapannya, hal ini dikarenakan
mempertimbagkan protokol kesehatan yang harus ditaati bersama-sama (seperti
Bermasker, Cuci tangan, dan jaga jarak).
Dari rangkaian peristiwa, mulai awal oktober hingga akhir oktober 2020 ini, seolah-olah terlintas gambaran akan semangat baru, kekuatan baru dan pembaharuan yang lebih maju yang akan dihadapi oleh seluruh eleman masyarakat. Bagaimana tidak, jika saja semua memahami dan mengambil hikmah di balik peristiwa yang mungkin dalam keadaan pandemi akan menjadi vaksin utama, dan menjadi (semacam) “vitamin istiqamah” dalam meingkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT dalam berbangsa bernegara dan beragama.
Landasan atau
pondasi bangsa sudah terbangun kuat pada Pancasila, membungkus pancasila dengan
pakaian Batik merupakan simbol budaya
yang terjaga dari terbukanya “aurat” mulai batas kebodohan hingga batas kedzoliman,
terjaganya tubuh dari bahaya kerasnya
alam mulai dari angin radikalisme hingga terik panasnya intoleransi. Dari sini
kekuatan lahir dan batin yang tergambar dari tubuh dan pakainnya, kita sebagai
masyarakat masih dikuatkan dengan kemanan oleh perjuangan TNI dalam menjaga
kedaulatan Bangsa dan ancaman gangguna dari pihak luar. TNI menjadi pagar negeri
kita dalam hal keamanan baik fisik maupun psikis.
Namun perlu disadari bahwa ada benteng dari dalam negeri ini yang juga berjuang mengamankan seluruh pondasi dan pakaiannya, bahkan menjadi perekat pada pagar luar negri kita, mereka adalah santri pondok pesantren. Perjuangan santri tidak bisa dilihat sebelah mata sebab mereka memilki semangat perjuangan dalam pendidikan terutama pendidikan agama Islam khidmah pada Ulama, Kiyai dan Asatidz (guru-guru), serta kemandirian dan mental yang kokoh dalam bingkai keimanan dan ketaqwaan serta akhlakul karimah. Maka keberadaan santri merupakan catatan sejarah yang penting dalam merebut, memperjuangkan, membangun bangsa hingga “membonsai” (baca : menjadi solusi) Bangsa dengan ilmu dan akhlaqul Karimah (titik penanaman karakter religi sebuah bangsa). Belum berakhir hangatnya suasana peringatan Hari Santri Nasional di berbagai daerah bahkan di beberara negara lain, para pemuda menjemput semangat hari santri yang masih hangat itu dengan Sumpah Pemuda di 28 Oktober 2020. Mengambil tema “Bersatu & bangkit” dari nilai-nilai bertanah air Indonesia, berbangsa Indonesia, dan Berbahasa Indonesia.
Oktober 2020 memberikan pelajaran bahwa keteladanan Rasulullah memeberikan banyak inspirasi nasionalisme seperti pancasila sebagai falsafah negara, khas kebudayaan bangsa, perjuangan tentara, benteng kailmuan agama di pesantren, hingga perkumuplan kekuatan pemuda yang menjadi kebanggan Nabi Saw, terutama pemuda yang memiliki ketergantungan pada ibadah dan tempat ibadah. Dalam menjalankan masa pandami ini seharusnya kita banyak belajar dari sejarah agar persatuan dan kesatuan bangsa tidak terlepas dari kekuatan ukhuwwah dan aqidah, dan akhlaqul karimah. Dengan demikian Madrasah Oktober dan Rabiul Awwal ini mengantarkan kita pada penemuan “vaksin” yakni cinta pada Rasulullah dalam hati dan aplikasi kehidupan sehari-hari.
Semoga kita
kelak mendapatkan Syafa’at dari Nabiyullah Muhammad SAW, diberi kesempatan oleh
Allah untuk dapat memenuhi undanganNya ke Makkah dan Madinah (untuk Sowan
Pada Kekasih Allah). Maka tiap saat mengharap syafa’at (Nabi Muhammad SAW) dengan berprilaku taat.
Wallahu A’lam
Bishowwab
* Guru
PAI SMKN 5 Surabaya