Oleh : M. Alfithrah Arufa, M.Pd.I*
“Kalian akan
diwisuda di Masjid Al-Akbar Surabaya” tegas Koordinator PAI di SMKN 5 Surabaya
setelah melaksanakan seleksi calon wisudawan-wisudawati Tahfidz AL-Qur’an se
Kota Surabaya. Hal ini dilaksankan oleh tim PAI SMKN 5 Surabaya berdasarkan
permohonan delegasi oleh Pemkot Surabaya melalui Dinas Pendidikan Kota Surabaya
kepada seluruh sekolah di bawah naungan pemkot Surabaya termasuk SMKN 5
Surabaya.
Seleksi pun
berlangsung singkat dan apa adanya, dimulai dari pencarian siswa/siswi lewat
proses pembelajaran PAI di tiap kelas masing-masing Guru PAI, hingga
pemberdayaan rekomendasi antara siswa/siswi itu sendiri. Namun informasi dan
impian tersebut terkadang terlintas begitu saja bahkan dianggap sebuah
keanehan, bagaiaman tidak?, Seolah mencari jarum dalam jerami, sebegitu
mustahilnya menemukan penghafal Qur’an di sekolah yang notabene adalah Negeri
dan sekolah umum bukan sekolah berbasis Islam.
Kurang dari sebulan,
12 anak ditemukan (baca: dimulyakan) dengan membawa kekuatan dan kemampuan hafalannya
masing-masing. Mereka kami sebut sebagai “santri perdana Tahfidz SMKN 5
Surabaya”. H-7 keberangkatan menuju Masjid Akbar Surabaya untuk mengikuti
Wisuda Akbar 1000 Tahfidz di Surabaya tiba-tiba kandas. Tak terbayangkan
bagaimana kekecewaan 12 santri perdana kami ini jika mendengar pengumuman
kandas wisuda bersama huffadz se kota Surabaya lainnya. Team Guru Pendidikan
Agama Islam dan Takmir Masjid Darul Ilmi SMKN 5 pun mulai merembugkan masalah penting
ini. kenapa penting ?, ini bukan hanya masalah hati 12 anak perdana kami,
melainkan karena keindahan Qur’an yang menghiasi hati mereka dan jauh lebih
penting lagi Qur’an yang masih jauh dan belum mengisi hati selain 12 Santri
pilihan ini, mereka adalah Siswa-siswi (muslim-muslimah) di SMKN 5 Surabaya
yang jumlahnya lebih dari 2500 anak yang kami harapkan potensi Qur’annya dapat
berkembang di kemudian hari.
Terkirim kabar dari
dunia pendidikan Nasional, bahwa SMA/SMK akan dikelola di bawah naungan
Pemerintah Provinsi bukan lagi pemerintah kota/kabupaten. Disinilah sumber
“hantaman” itu bermula, awal 2017 pergeseran kebijakan ini bukan hanya merubah
seluruh ketentuan birokrasi di instansi, juga sekaligus memangkas jatah
undangan delegasi SMK untuk naik di panggung Wisuda 1000 Tahfidz Al-Qur’an se
Surabaya kala itu. Hal ini disebabkan kebijakan wisuda itu adalah milik Pemkot
Surabaya dalam hal ini Wali kota Surabaya – Ibu tri Risma Harini. Untuk kasus
ini, Maka secara otomatis SMK yang pindah ke “Rumah” Pemprov tidak bisa ikut
mencicipi program Pemkot terutama dalam masalah Wisuda Tahfidz Akbar ini.
Wisuda Mandiri
adalah hasil keputusannya. Kegagalan adalah jalan, Dengan bekerjasama dengan
manajemen sekolah dan guru-guru PAI, takmir Masjid Darul Ilmi SMKN 5 Surabaya,
dan JQH Surabaya wisuda pun direalisasikan pada tanggal 31 Maret 2017 di Masjid
Darul ilmi SMKN 5 Surabaya. 12 Santri perdana Tahfidz dinyatakan lolos oleh
ketua JQH Surabaya dan layak diwisuda oleh Kepala SMKN 5 Surabaya, Bpk. Drs.
Rinoto, MM. Disinilah titik awal lahirnya Program Tahfidz Al-Qur’an yang kini
dikenal dengan sebutan PTQ SMKN 5 Surabaya.
“13 GENERASI
PEJUANG AL-QUR’AN”
Terpampang rentetan
nama-nama pendaftar (Baca : Peminat) program Tahfidz Al-Qur’an SMKN 5 Surabaya
di papan pengumuman Masjid SMKN 5 Surabaya, urutan terakhir tertulis nomor 215.
Memang kecil dibandingkan jumlah siswa keseluruhan, namun Pengaruh 12 wisudawan
Tahfidz perdana cukup besar untuk kalangan pemula kegiatan Program Tahfidz,
tidak kurang dari 1000 pasang mata dan kuping menerima informasi tentang “Open
Recrutment” PTQ SMKN 5 Surabaya angkatan ke-2. 215 lah yang Allah kirimkan
pada Pengurus PTQ 2 kala itu.
Seolah tidak ingin
tertimpa tangga yang sama (dalam kegagalan berbuah jalan), pengelolaan PTQ
mulai ditata dengan manajerial yang perlahan membaik dan terarah, terbentuknya
kepengurusan dan program kerja, anggaran kegiatan serta agenda yang detail demi
keberlangsungan PTQ ke depannya.
Ikrar santri Tahfidz
dan BTQ dari 215 peserta pendaftar PTQ menjadi ide awal untuk membangun
komitemen awal sebagai kade-kader pecinta dan penghafal Al-Qur’an. Mereka akan
behadapan dengan Agenda yang padat yang terkadang harus berbenturan dengan
tugas dan kegiatan sekolah. Memang butuh pengorbanan untuk mencapai suatu
impian, namun Al-Qur’an hadir bukan sebagai korban atau mengorbankan yang lain,
sebab Al-Qur’an sejatinya telah dan terus menjadi solusi dalam hidup dan
menjalani kehidupan hingga kiamat tiba.
[... BERSAMBUNG ...]
0 komentar:
Posting Komentar