# SELAMAT DATANG DI SITUS RESMI GURU MAPEL PAI SMKN 5 SURABAYA, NGAJI SEPANJANG HAYAT | INFO : SELAMA MASA PEMBELAJARAN DI RUMAH, PEMBELAJARAN PAI DIPUSATKAN DI SITUS RESMI INI, BAGI SISWA-SISWI SMKN 5 SURABAYA SILAHKAN KOORDINASI DENGAN GURU PAI MASING-MASING UNTUK BERSAMA-SAMA MEMBERDAYAKAN SITUS INI DALAM PEMBELAJARAN JARAK JAUH # .....

Sabtu, 02 Mei 2020

NGAJOL SESI 16 : MENUNDA-NUNDA QADHA PUASA


NgajOL sesi-16
MENUNDA-NUNDA QADHA PUASA

Pertanyaan :
Adakah qoul /pendapat Ulama yang mengatakan bahwa orang yang sakitnya bertahun-tahun, hanya diwajibkan membayar fidyah tanpa mengqodho ? semisal ada orang yang sakit menerus hingga 20 tahun kemudian sembuh dan akhirnya kuat berpuasa

Penjelasan :
Berikut kami sajikan beberapa hukum terkait fidyah dan qodlo' puasa :

1.    Kalangan Syafiiyah berpendapat bila pengakhiran qadha puasa tersebut sebab adanya udzur yang Istimroor (terus menerus) baginya cukup mengqadha puasa tanpa menyertakan membayar fidyah.

2.    ومن أخر قضاء رمضان مع إمكانه حتى دخل رمضان آخر لزمه مع القضاء لكل يوم مد لأن ستة من الصحابة رضي الله عنهم قالوا بذلك ولا مخالف لهم ويأثم بهذا التأخير
قال في المجموع ويلزمه المد بدخول رمضان أما من لم يمكنه القضاء لاستمرار عذره حتى دخل رمضان فلا فدية عليه بهذا التأخير

Bagaimana Hukum Menunda Membayar Hutang Puasa Ramadhan Lalu ...Artinya : Barang siapa yang mengakhirkan qadha puasa ramadhan padahal berkesempatan mengqadhanya hingga memasuki ramadhan yang lain (ramadhan berikutnya) wajib baginya mengqodlo' disetiap hari yang pernah ia tinggalkan dan menyertainya dengan satu MUD (6,25 gram) karena enam shahabat nabi menyatakan masalah ini dan tidak ada perbedaan diantara mereka, dan ia berdosa sebab mengakhirkannya.

3.    Imam Nawawy berkata dalam kitab ‘al-Majmuu’ :

"Dan wajib baginya satu Mud sebab mengakhirkannya hingga masuk ramadhan berikutnya, sedang bagi yang tidak berkesempatan mengqadhainya karena udzurnya yang terus berlangsung hingga memasuki ramadhan berikutnya maka tidak berkewajiban membayar fidyah (sehari satu mud) sebab pengakhiran qadhanya itu. [ Kitab Iqnaa’  juz 1].

Pertanyaan :
Lalu, apakah ada pendapat yang mengatakan tidak perlu mengqodo' ?

Penjelasan :
Ada, yaitu pendapat Ibn Abbas, Ibn Umar, Sa’id Bin Jubir dan Qataadah yang menyatakan : “Puasa yang ada dijalani, puasa yang telah lewat fidyahnya dibayari dan tidak ada qadha puasa lagi”.

} فرع} في مذاهب العلماء في من أخر قضاء رمضان بغير عذر حتى دخل رمضان آخر
قد ذكرنا ان مذهبنا انه يلزمه صوم رمضان الحاضر ثم يقضى الاول ويلزمه عن كل يوم فدية وهى مد من طعام وبهذا قال ابن عباس وابو هريرة وعطاء بن أبي رباح والقاسم بن محمد والزهرى والاوزاعي ومالك والثوري واحمد واسحق الا ان الثوري قال الفدية مدان عن كل يوم وقال الحسن البصري وابراهيم النخعي وابو حنيفة والمزني وداود يقضيه ولا فدية عليه أما إذا دام سفره ومرضه ونحوهما من الاعذار حتى دخل رمضان الثاني فمذهبنا انه يصوم رمضان الحاضر ثم يقضى الاول ولا فدية عليه لانه معذور وحكاه ابن المنذر عن طاوس والحسن البصري والنخعي وحماد بن ابى سليمان والاوزاعي ومالك واحمد واسحق وهو مذهب ابى حنيفه والمزنى وداود قال ابن المنذر وقال ابن عباس وابن عمر وسعيد بن جبير وقتادة يصوم رمضان الحاضر عن الحاضر ويفدى عن الغائب ولا قضاء عليه

[ al-Majmuu’ alaa Syarh al Muhaddzab juz 6]

Wallahu a'lam


Semoga manfaat.


Nara Sumber : Ust. Muchamad Sofyan Hadi, M.Pd.I

Pertanyaan terkait dapat dituliskan di kolom Komentar


BACA JUGA : 


0 komentar:

Posting Komentar

gpaismkn5sby. Diberdayakan oleh Blogger.