# SELAMAT DATANG DI SITUS RESMI GURU MAPEL PAI SMKN 5 SURABAYA, NGAJI SEPANJANG HAYAT | INFO : SELAMA MASA PEMBELAJARAN DI RUMAH, PEMBELAJARAN PAI DIPUSATKAN DI SITUS RESMI INI, BAGI SISWA-SISWI SMKN 5 SURABAYA SILAHKAN KOORDINASI DENGAN GURU PAI MASING-MASING UNTUK BERSAMA-SAMA MEMBERDAYAKAN SITUS INI DALAM PEMBELAJARAN JARAK JAUH # .....

Sabtu, 21 Maret 2020

UMMAT YANG MEWARNAI BUKAN DIWARNAI ZAMAN

Hasil gambar untuk islam dan teknologi
Penyaji : Muhammad Alfithrah Arufa, M.Pd.I

Kebiasaan ummat saat ini

Kita itu sebenarnya ingin menjadi subjek atau termanfaatkan  menjadi obyek, pilihan ada pada kita,namun kadang kita temukan dikalangan manusia Indonesia seringkali nyaman terlihat sebagai obyek dibandingkan menjadi subjek sehingga setiap suasana yang berganti sering kali larut menjadi objek yang diikutkan pada suasana tersebut, sehingga para pakar kemudian menyempulkan adanya penyakit cepat kaget gampang kagum, datang suasana ini, langsung larut di dalamnya. Datang suasana ngetrennya sebuah sinetron tertentu, lalu larut di dalamnya, hilang suasana sinetron yang satu datang sinetron baru dan kita larut lagi di dalamnya, begitu seterusnya, seakan-akan kita ditarik oleh satu subjek tertentu dan kita menjadi obyek/sasaran di dalamnya. ramai istilah-istilah baru yang ngetren kita ikut ramaikan di dalamnya dan dibahas di mana-mana. kenapa kemudian banyak hal-hal tertentu yang mengatur kita. padahal kita sesungguhnya yang pegang remotnya, kenapa kita yang dikuasai TV-nya Maka harusnya kita bisa pilih apa yang kemudian bisa kita rubah, kita hadirkan pada saat itu, sehingga apa yang bisa kita lihat menjadi obyek dalam kehidupan kita.


Prinsip dari Al-Qur'an

Ada prinsip dalam Al-Qur’an bahwa orang Islam itu ketika diturunkan Al-Qur’an disampaikan pada Nabi Muhammad Saw. Islam lebih mengajarkan ummatnya untuk menjadi subjek tertentu dibandingkan larut dalam pusaran suasana yang berubah-ubah. Maka dari itu mari kita mengkaji bersama-sama, apa kaidah yang berlakubaik itu zaman sekarang maupun zaman dulu, bagaimana subjek itu ditampilkan oleh Al-Qur’an sehingga kita yang mengisi zaman bukan zaman yang mengisi kita, jadi di dalam Islam itu tidak berlaku perubahan zaman, yang ada itu orang islam yang mewarnai zama, makanya tidak ada Al-Qur’an sesuai dengan zaman, BUKAN, zaman yang diisi oleh Al-Qur’an.

Dalam QS. 2 : 138 Artinya : Shibghah Allah. dan siapakah yang lebih baik shibghahnya dari pada Allah? dan hanya kepada-Nya-lah Kami menyembah.

Shibghah artinya celupan. Shibghah Allah: celupan Allah yang berarti iman kepada Allah yang tidak disertai dengan kemusyrikan. Allah turunkan Shibghah (pewarna) yang mewarnai kehidupan, dan tidak ada yang paling indah yang terbaik yang mewarnai kehidupan selain yang bersumber dari Allah Swt.

Mari kita amati, dulu zaman terus berganti sejak nabi adam As. diturunkan ke bumi mengalami pergantian generasi, sampai datang generasi Nabi Nuh As, sampai ke Nabi Ibrahim As, (abul ambiya’) yang kemudian turun generasi selanjutnya sampai ke Nabi Muhammad Saw. Zaman berganti turun rasul turun penyesuaian setiap zaman yang muncul akan disesuaikan dengan risalah kenabian yang diturunkan kepada para rasul, zaman diikutkan pada risalah, bukan risalah diikutkan pada zaman. Jadi meterannya kemudian mau mengukur kayu, maka lihat ukurannya, kayu ikut meteran atau meteran ikut kayu ?, “kayu yang ikut meterannya” bukan “meteran yang ikut kayu” kalau setiap meteran diikutkan pada kayu maka setiap meteran akan dipotong baik2. Tidak sesuai potong-tidak sesuai potong. Peci ikut kepala atau kepala ikut peci kita? “maka pecinyalah yang menyesuaikan dengan kepala” kepala itu Ushul, peci itu furu’, maka setiap furu’ dalam kehidupan akan menyesuaikan dengan Ushulnya, jadi begitu ada zaman kita sesuaikan dengan tuntunan.

Dari Nabi Muhammad Saw. Setiap ada nabi turun itu pasti ada bimbingan risala, diharapkan setiap zaman yang dilalui akan sesuai dengan petunjuk risalah itu, bahkan sejak nabi Adam turun, missal nabi adam diturunkan bukan sekedar turun tapi ada bimbingan kehidupan di zaman itu. Jadi zajak zaman paling dahulu itu bimbingan diberikan, dan nama umum bimbigan itu sama dengan semua bimbingan namanya “HUDAN

Dalam QS. 2 : 30, Artinya : ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."

Manusia disebut Basyar dalam Al-Qur'an

Tugas sebagai khalifah fil ardhi (di bumi) bukan fis sama’ (di langit) tedapat Dalam QS. 15 : 28 yang Artinya : dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk.

Disebut “Basyar” (35 kali disebutkan dalam Al-Qur’an) Basyar adalah sifat makhluk yang menggabungkan 2 sifat antara taqwa dengan Nafsu. Jadi kalau malaikat sifatnya taqwa saja tanpa nafsu, makanya malaikat tidak makan, minum, menikah, tidak punya nafsu, taqwa saja. Maka malaikat tidak pernah bermaksiat pada Allah dan mengerjakan tugas sesuai dengan Tupoksinya masing2. (QS. 66 : 6)

Hal ini tentu beda dengan manusia (Basyar).  Lawan dari taqwa itu Nafsu : makanya sejajar disebutkan. Taqwa disebutkan 115 kali dalam Al-Qur’an, Nafsu disebutkan 115 kali dalam Al-Qur’an. Maka nafsu cenderung membawa sifat lawan dari taqwa. Kalau taqwa baik nafsu sebaliknya. (QS.12 : 53)

Maka misalanya taqwa baik, maka lawannya itu nafsu, kalau di taqwa ada jujur, maka di nafsu ada dusta, kalau di taqwa ada tawadhu’ maka di nafsu ada sombong, kalau di taqwa ada sabar, maka di nafsu ada marah.

Nah makhluk yang diciptakan dengan nafsu saja itu hewan. Hewan banyak nafsunya. Maka perpaduan antara Taqwa dan Nafsu jika dipadukan namanya berubah menjadi Basyar (manusia). Dalam diri kita secara bersamaan kita berpotensi untuk jujur maka disaat bersamaan kita berpotensi untuk dusta, saat potensi untuk taat itu ada maka saat bersaaman potentsi untuk maksiat juga ada. Tercipta makhluk ini diberi nama Adam. (QS.2 : 31)
Adam namanya, diturunkan di bumi dan diberikan bekal (QS. 2 : 38) bakal itulah yang dijadikan warna untuk mengisi kehidupan di bumi.jadi bukan kita diikutkan oleh suasana bumitapi bumi diisi oleh kita.

Jika nabi-nabi sebelum Nabi Muhammad Saw mendapatkan risalah hanya untuk kaumnya saja, dan terbatas pada wilayah kaumnya saja. Tidak dengan Nabi Muhammad Saw. Karena beliau Lil ‘Alamin, risalah ini sekalipun kau wafat Saw. Risalahnya akan tetap berlaku bagi seluruh alamsampai dengan tiadanya alam. Dan petunjuknya akan berlaku sampai akhir kahidupan dan akan selalu mewarnai kehidupan dalan setiap zaman.


Meneladani semangat pendakwah Islam terdahulu

Mari kita balajar dari masa lalu, setiap tempat yang diisi para sahabat/mujahidin, maka akan terbentuk lingkungan Muslim. Sejarah Peadaban Islam Nusantra salah satu contohnya, kafilah Islam yang akan melakukan ekspedisi ke china, ikut beberpa sahabat di dalamnya, begitu ikut mampirlah kafilah itu di wilayah barus dekat daerah medan, sebagian tapanuli, tahukah apa yang terjadi ? Cuma mampir kemudian melanjutkan ke china, jadinya Nusantara. Indonesia Muslim, Malaysia Muslim, brunai Muslim, Rohinya Muslim, Filipina Selatan Muslim, Thailan selatan Muslim. Bayangkan Cuma mampir muslim.

Begitupula Islam di belahan Negara lainnya. Islam hadir mewarnai bukan diwarnai. Dan luar biasanya tidak ada sebutan peradaban itu dengan menyebutkan nama negaranya, Islam datang ke arab tidak disebut peradaban arab, namun disebut peradaban Islam di  Arab. Masuk ke spanyol, disebut peradaban Islam di spanyol, masuk ke Baghdad di sebut peradaban Islam di Baghdad. Masuk Nusantara di sebut peradaban Islan di Nusantara. Dengan demikian terasalah peran risalah dalam mengisi dan mewarnai  zaman bukan sebaliknya. 

Apakah alasan mendasar perkembangan Islam tersebut, tidak lain karena setiap Ulama dekat dengan Allah membaca Al-Qur’an dan Hadits Nabi. Bukti lainnya adalah mereka justru mampu menemukan pengetahuan-pengetahuan baru yang mewarnai kehidupan di masanya.

Belajar dari Abbas Bin Firnas (lahir 815 M)

Saat ini kita dapat berpindah tempat dengan cepat menggunakan pesawat terbang. Saat ini kalau ditanyakan siapakah penemu pesawat terbang, kebanyakan anak-anak kita saat ini akan menjawab “Right bersaudara” padahal Righ bersaudara itu menemukan prototype design pesawat terbang hasil warisan dari orang Islam, namanya Abbas Bin Firnas maka dia menemuka prototype-nya setelah mengamati Al-Qur’an (QS. 67 Al-Mulk : 19) 

Artinya : dan Apakah mereka tidak memperhatikan burung-burung yang mengembangkan dan mengatupkan sayapnya di atas mereka? tidak ada yang menahannya (di udara) selain yang Maha Pemurah. Sesungguhnya Dia Maha melihat segala sesuatu. (QS. 67 Al-Mulk : 19)

Kenapa bisa terbang bukan karena sayapnya tapi karena Allah bisa menahan kepakan itu bertahan di udara. Kalau Allah tidak perkenankan tidak akan bisa terbang juga, buktinya ada burung baru lahir, sayapnya ada tapi tidak bisa terbang.

Kata Abbas bin Kirnas, berarti kalau Allah berkehendak sayapun bisa terbang seperti burung, syaratnya saya bisa mengepakkan sayap seperti burung. Maka pulang dia ke rumahnya bikin modifikasi sayap burung, masukkan tangan kanannya, masukkan tangan kirinya, mulailah di mengepakkan sayapnya terbang dikit jatuh, balik lagi diperbaiki, coba lagi jatuh, diperbaiki lagi, setelah lebih baik dan bagus naiklah dia di atas bukit, MasyaAllah… dia terbang 20 Meter, kemudian terjatuh dan meninggal.  Tapi meninggalnya bukan sekedar meninggalkan dunia, tapi meninggalkan prototpy design awal pesawat terbang. Bahkan dimusiumkan di melburn disanalah bisa dilihat prototipy Abbas bin Kirnas sedangan mengembangkan sayap sebelah kanan dan kirinya dan lengkap dengan keterangan di bawahnya inilah prototipy pesawat terbang yang dicopy oleh orang barat, jadilah oleh Right bersaudara.

Maka mari kita amati, kita umat Islam bisa maju karena Qur’an, dan Mundur karena meninggalkan Al-Qur’an. Dan orang non muslim yang mengambil kesempatan melihat kelemahhan kita zaman sekarang. 

Inspirasi dari Pror. Dr. Baharudin Jusuf habibi

Belum selesai masalah di dunia penerbangan, pesawat masih menemjukan 1 masalah besar “crack” suatu gesekan di bagian sayap pesawat yang tidak jarang kemudian meledak di udara.  Siapa yang mengatasi itu. Bukan orang Amerika, Bukan Eropa ata Arab. Tapi Orng Islam lagi, hebatnya berasal dari negeri kita dari pare-pare. Pror. Dr. Baharudin Jusuf habibi. Muslim rajin baca Qur’an, sholatnya luar biasa, Puasanya bagus.


Perhatikan Penemu Atom (kimia) oleh Jabir ibnu Hayyan

Bukan John Dilton,  kapan menemukan itu , saat baca Al-Qur’an QS Al-Hadid [57] : 5 – 26. Dianalisa diteliti di lab Mininya. Sampai ketemu atomnya. Sampai memunculkan rumus beri Fe (Ferun) nomor atom 26, dan yang palin stabil adalah 57, dari mana didapatkannya, Surah 57 No 26. Ini juga diambil oleh barat dikembangkan oleh mereka.

Dalam QS 21 : 105 Artinya : dan sungguh telah Kami tulis didalam Zabur[973] sesudah (kami tulis dalam) Lauh Mahfuzh, bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hambaKu yang saleh.
[973] Yang dimaksud dengan Zabur di sini ialah seluruh kitab yang diturunkan Allah kepada nabi-nabi-Nya. sebahagian ahli tafsir mengartikan dengan kitab yang diturunkan kepada Nabi Daud a.s. dengan demikian Adz Dzikr artinya adalah kitab Taurat.
Walaqad katabna fiz zabur mimba’di dzikri …
  1. Usaha terbaik mendekati Allah
  2. Sosial
Kuncinya adalah, jika kita ingin menaklukkan dunia dengan cara memberikan shibghah (warna) dalam kehidupan dunia, merubah dari lingkup kecil keluarga hingga ke tingkat makro, terlebih dahulu kita belajar menjadi orang yang shaleh. 

0 komentar:

Posting Komentar

gpaismkn5sby. Diberdayakan oleh Blogger.