# SELAMAT DATANG DI SITUS RESMI GURU MAPEL PAI SMKN 5 SURABAYA, NGAJI SEPANJANG HAYAT | INFO : SELAMA MASA PEMBELAJARAN DI RUMAH, PEMBELAJARAN PAI DIPUSATKAN DI SITUS RESMI INI, BAGI SISWA-SISWI SMKN 5 SURABAYA SILAHKAN KOORDINASI DENGAN GURU PAI MASING-MASING UNTUK BERSAMA-SAMA MEMBERDAYAKAN SITUS INI DALAM PEMBELAJARAN JARAK JAUH # .....

Minggu, 19 Juli 2020

BAB I KELAS XII - MENGHIDUPKAN NURANI DENGAN BERPIKIR KRITIS


MENGHIDUPKAN NURANI DENGAN BERPIKIR KRITIS
Langkah-langkah Berpikir Kritis – ut est scribere

A.   Tadarus al-Qur’an
Membaca QS. Ali-Imran (3) : 190-191 :
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَاخْتِلافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لآيَاتٍ لأولِي الألْبَابِ
الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذَا بَاطِلا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Membaca QS. Yunus  (10) : 101 :
قُلِ انْظُرُوا مَاذَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَمَا تُغْنِي الآيَاتُ وَالنُّذُرُ عَنْ قَوْمٍ لا يُؤْمِنُونَ

B.   Penjelasan ayat
QS. Ali-Imran (3) 190-191, tentang perintah menggunakan akal untuk berfikir.
Diriwayatkan dari Aisyah bahwa Rasulullah minta izin untuk beribadah pada suatu malam, kemudian bangunlah dan berwudu lalu salat. Saat salat beliau menangis karena merenungkan ayat yang dibacanya. Setelah salat beliau duduk memuji Allah SWT. dan kembali menangis lagi hingga air matanya membasahi tanah.
Setelah Bilal datang untuk azan subuh dan melihat Nabi menangis ia bertanya, “Wahai Rasulullah, kenapa Anda menangis, padahal Allah SWT. telah  mengampuni dosa-dosa  Anda baik yang terdahulu maupun yang akan datang?” Nabi menjawab, “Apakah tidak boleh aku menjadi hamba yang bersyukur kepada Allah SWT.?”dan bagaimana aku tidak menangis, pada malam ini Allah SWT. telah menurunkan ayat kepadaku. Kemudian beliau berkata,“alangkah  ruginya  dan celakanya  orang-orang yang membaca ayat ini tetapi  tidak merenungi kandungannya.”

Ayat itu QS. Ali-Imran 190-191, yang artinya :
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang, terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berakal, yaitu orang-orang yang senantiasa mengingat Allah dalam keadaan berdiri, duduk, dan berbaring, dan memikirkan penciptaan langit dan bumi (seraya berkata),Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau ciptakan semua ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, lindungilah kami dari siksa api neraka
Memikirkan terciptanya siang dan malam serta silih bergantinya secara teratur, menghasilkan perhitungan waktu bagi kehidupan manusia. Semua itu menjadi  tanda  kebesaran Allah SWT. bagi orang-orang yang berakal sehat. Selanjutnya mereka akan berkesimpulan bahwa tidak ada satu pun ciptaan Tuhan yang sia-sia, karena semua ciptaan-Nya adalah inspirasi bagi orang berakal.
Pada ayat 191 Allah SWT. menjelaskan ciri khas orang yang berakal, yaitu apabila  memperhatikan sesuatu, selalu memperoleh manfaat  dan terinspirasi oleh tanda-tanda besaran Allah SWT. di alam ini. Ia selalu ingat Allah SWT. dalam  segala  keadaan,  baik waktu berdiri, duduk, maupun berbaring. Setiap waktunya  diisi untuk  memikirkan keajaiban-keajaiban yang terdapat dalam ciptaan-Nya yang menggambarkan kesempurnaan- Nya.

QS. Yunus (10) : 101 tentang perlunya meperhatikan kejadian Alam
Setiap manusia dikaruniai Allah akal dan pikiran, sehingga mereka dapat memilih antara iman dan kufur, antara kebaikan serta kejahatan. Dengan akal dan pikiran itu pula, manusia dapat memahami tanda-tanda kebesaran Allah di bumi maupun di langit yang menyimpan manfaat yang besar. Namun demikian, tanda-tanda kebesaran Allah tersebut sama sekali tidak akan bermanfaat apabila manusia tidak menggunakan akalnya dengan baik. Hal itulah yang diungkap dalam SurahYanus [10]: 101 berikut ini:
Artinya: Katakanlah, “Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi !” Tidaklah bermanfaat tanda-tanda (kebesaran Allah) dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang yang tidak beriman. (Q.S. Yunus [10]: 101)
Dalam ayat 101 Surah Yanus [10], Allah memerintahkan kepada kita semua untuk memerhatikan dan merenungkan segala kejadian di langit serta di bumi. Berulang-ulang Al-Qur’an mengajarkan manusia agar menggunakan akalnya dengan ungkapan: apakah kamu tidak berpikir, apakah kamu tidak merenungkan, dan terhadap dirimu apakah kamu tidak memerhatikan. Semua redaksi ayat-ayat Al-Qur’an tersebut mengajarkan kita supaya dapat meyakini betapa besarnya kekuasaan Allah dan indahnya ciptaan Allah SWT.
Ilmu pengetahuan modern telah menerangkan bahwa ruang angkasa (tempat bintang-bintang) menyimpan keajaiban-keajaiban yang dapat dilihat dari cepatnya peredaran dan bentuknya yang besar. Di ruang angkasa terdapat sekitar tiga puluh miliar bintang-bintang. Setiap bintang adalah matahari yang kedudukannya sama seperti matahari yang menjadi pusat tata surya. Umur matahari sendiri sekitar lima milyar tahun. Inilah sedikit dari kekuasaan Allah yang tidak terbatas. Suatu keanehan apabila manusia enggan memerhatikan semua itu, padahal ia telah dianugerahi akal dan pikiran.
Surah Yunus [10]: 101, dengan tegas mengajak kita untuk berpikir dan mengkaji fenomena alam agar manusia mengakui kekuasaan Allah serta mengimani-Nya. Oleh karena itu, diperkenalkannya proses kejadian alam semesta dan proses penciptaan manusia, serta keajaiban dan fenomena alam di beberapa ayat Al-Qur’an yang merupakan tanda-tanda Allah Maha kuasa berbuat segala sesuatu menurut iradat-Nya. Dalam ayat tersebut Allah menegaskan bahwa segala apa yang telah Allah ciptakan didunia ini dan segala peringatan yang disampaikan oleh para rasul-Nya sama sekali tidak akan bermanfaat bagi orang yang tidak beriman kepada-Nya. Artinya, untuk menemukan hikmah dan manfaat dari segala apa yang Allah ciptakan serta ajaran-ajaran luhur para rasul-rasul-Nya, syarat utama yang perlu kamu penuhi adalah keimanan. Tanpa itu, semuanya akan sia-sia belaka.

C.   Makna Berpikir Kritis
Berpikir kritis didefinisikan beragam oleh para pakar. Menurut Mertes, berpikir kritis adalah “sebuah proses  yang sadar dan sengaja  yang digunakan  untuk menafsirkan dan mengevaluasi  informasi dan pengalaman dengan sejumlah sikap reflektif dan kemampuan yang memandu keyakinan dan tindakan”.
Sedangkan menurut Mustaji berpikir kristis adalah “berpikir secara beralasan dan reflektif dengan menekankan pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau dilakukan”. Salah satu contoh kemampuan berpikir kritis adalah kemampuan “membuat ramalan”, yaitu membuat prediksi tentang suatu masalah, seperti memperkirakan  apa yang akan terjadi besok berdasarkan  analisis terhadap kondisi yang ada hari ini.
Berangkat dari definisi di atas, sikap dan tindakan yang mencerminkan berpikir kritis terhadap ayat-ayat Allah SWT. (informasi Ilahi) adalah berusaha memahaminya dari berbagai sumber, menganalisis, dan merenungi kandungannya, kemudian menindaklanjuti dengan sikap dan tindakan positif.
Dalam Islam, masa depan yang dimaksud bukan sekedar masa depan di dunia, tetapi lebih jauh dari itu, yaitu di akhirat. Orang yang dipandang cerdas oleh Nabi adalah orang yang pikirannya jauh ke masa depan di akhirat. Maksudnya, jika kita sudah tahu bahwa kebaikan dan keburukan akan menentukan nasib kita di akhirat, maka dalam setiap  perbuatan kita, harus ada pertimbangan akal sehat. Jangan dilakukan perbuatan yang akan menempatkan kita di posisi yang rendah di akhirat. “Berpikir sebelum bertindak”, itulah motto yang harus menjadi acuan orang “cerdas”. Pelajari baik-baik sabda Rasulullah saw. berikut:
Dari Abu Ya’la yaitu Syaddad Ibnu Aus r.a. dari Nabi saw. Beliau bersabda: “Orang yang cerdas ialah orang yang mampu  mengintrospeksi dirinya dan suka beramal untuk kehidupannya setelah mati. Sedangkan orang yang lemah ialah orang yang selalu mengikuti  hawa  nafsunya  dan berharap kepada Allah dengan harapan kosong”. (HR. At-Tirmizi  dan beliau berkata: Hadits Hasan).
Dalam hadis ini Rasulullah menjelaskan bahwa orang yang benar-benar cerdas adalah orang yang pandangannya jauh ke depan, menembus dinding duniawi, yaitu hingga  kehidupan  abadi  yang  ada  di balik kehidupan fana di dunia ini. Tentu saja, hal itu sangat  dipengaruhi oleh keimanan seseorang kepada adanya kehidupan kedua, yaitu akhirat. Orang yang tidak meyakini adanya hari pembalasan, tentu tidak akan pernah berpikir untuk menyiapkan diri dengan amal apa pun. Jika indikasi “cerdas” dalam  pandangan Rasulullah adalah jauhnya orientasi dan visi ke depan (akhirat), maka pandangan-pandangan yang hanya terbatas pada dunia, menjadi pertanda tindakan “bodoh” atau “jahil” (Arab, kebodohan = jahiliyah). Bangsa Arab pra Islam dikatakan jahiliyah bukan  karena  tidak bisa baca  tulis, tetapi  karena  kelakuannya  menyiratkan kebodohan, yaitu menyembah berhala dan melakukan kejahatan-kejahatan. Orang “bodoh” tidak pernah takut melakukan korupsi, menipu, dan kezaliman lainnya, asalkan dapat selamat dari jerat hukum di pengadilan dunia.
Jadi, kemaksiatan adalah  tindakan “bodoh” karena hanya memperhitungkan pengadilan  dunia  yang  mudah   direkayasa,  sedangkan  pengadilan  Allah di akhirat  yang  tidak  ada tawar-menawar malah ”diabaikan”. Orang-orang tersebut dalam hadis di atas dikatakan  sebagai  orang “lemah”, karena tidak mampu melawan nafsunya sendiri. Dengan demikian, orang-orang yang suka bertindak bodoh  adalah orang-orang  lemah. Orang yang cerdas juga tahu bahwa kematian bisa datang kapan saja tanpa diduga. Oleh karena itu, ia akan selalu bersegera melakukan kebaikan (amal saleh) tanpa menunda.

D.   Manfaat Berpikir Kritis
Adapun manfaat berfikir kritis di antaranya adalah:

  1. Dapat menangkap makna dan hikmah di balik semua ciptaan Allah SWT.;
  2. Dapat  mengoptimalkan pemanfaatan  alam  untuk  kepentingan  umat manusia;
  3. Dapat  mengambil  inspirasi dari semua  ciptaan  Allah SWT. dalam mengembangkan IPTEKS;
  4. Menemukan jawaban dari misteri penciptaan alam (melalui penelitian);
  5. Mengantisipasi    terjadinya   bahaya,   dengan   memahami  gejala   dan fenomena alam;
  6. Semakin bersyukur kepada Allah SWT. atas anugerah akal dan fasilitas lain, baik yang berada di dalam tubuh kita maupun yang ada di alam semesta;
  7. Semakin bertambah keyakinan tentang adanya hari pembalasan;
  8. Semakin termotivasi untuk menjadi orang yang visioner;
  9. Semakin bersemangat dalam mengumpulkkan bekal untuk kehidupan  di akhirat, dengan meningkatkan amal salih dan menekan  /meninggalkan kemaksiatan.

E.   Perilaku Mulia Penerapan Berpikir Kritis
Berikut ini adalah  sikap dan perilaku terpuji yang harus dikembangkan terkait dengan berpikir kritis berdasarkan  ayat al-Qur'an dan hadis di atas ialah: 
  1. Senantiasa bersyukur kepada Allah SWT. atas anugerah akal sehat;
  2. Senantiasa bersyukur  kepada Allah SWT. atas  anugerah alam semesta  bagi manusia;
  3. Melakukan kajian-kajian terhadap ayat-ayat al-Qur'an secara lebih mendalam bersama para pakar di bidang masing-masing;
  4. Menjadikan ayat-ayat al-Qur'an sebagai inpirasi dalam melakukan penelitian- penelitian ilmiah untuk mengungkap misteri penciptaan alam;
  5. Menjadikan ayat-ayat kauniyah (alam semesta) sebagai inspirasi dalam mengembangkan IPTEK;
  6. Mengoptimalkan  pemanfaatan alam dengan ramah untuk kepentingan umat manusia;
  7. Membaca  dan  menganalisis  gejala  alam  untuk  mengantisipasi  terjadinya bahaya;
  8. Senantiasa berpikir jauh ke depan dan makin termotivasi untuk menjadi orang yang visioner;
  9. Senantiasa berupaya meningkatkan amal salih dan menjauhi kemaksiatan sebagai tindak lanjut dari keyakinanannya tentang adanya kehidupan kedua di akhirat dan sebagai perwujudan dari rasa syukur kepada Allah SWT.atas semua anugerah-Nya;
  10. Terus memotivasi diri dan berpikir kritis dalam merespons semua gejala dan fenomena alam yang terjadi.



2 komentar:

  1. alhamdulillah setelah membacannya sampai selesai saya mendapatkan ilmu yang sangat bermanfaaat dan saya dapat menintropeksi diri saya agar menjadi lebih baik kedepannya

    BalasHapus
  2. alhamdulillah saya mendapat ilmu yang bermanfaat disini semoga berkah aminn
    Anjas Bimantoro
    12 KI 1
    16

    BalasHapus

gpaismkn5sby. Diberdayakan oleh Blogger.