MEMBANGUN BANGSA MELALUI PERILAKU TAAT,
KOMPETITIF DAN KERJA KERAS
DOWNLOAD BUKU PAI BAB I KELAS XI
Perlu anda ketahui, manusia diciptakan oleh Allah SWT semata-mata untuk beribadah kepadaNya. Tentunya beribadah dengan pengertian yang luas, tidak hanya menjalankan sholat, puasa, atau zakat. Akan tetapi setiap aktivitas dalam kehidupan sehari-hari pun merupakan bagian dari ibadah, jika anda meniatkan semua itu untuk ibadah. Ini artinya kita dituntut oleh Allah untuk mempersembahkan yang terbaik dalam arti kita harus senantiasa termotivasi untuk berkompetisi dalam kebaikan. Dalam modul ini, anda akan diajak untuk mengkaji bagiamana sikap kompetitif yang harus dimiliki oleh setiap muslim sebagai bentuk implementasi pemahaman dari QS. Al Maidah (5): 48;Q.S. Az-Zumar (39) : 39; dan Q.S. At Taubah (9): 105 serta Hadits yang terkait
وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ
يَدَيْهِ مِنَ الْكِتَابِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَا
أَنْزَلَ اللَّهُ وَلا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ عَمَّا جَاءَكَ مِنَ الْحَقِّ
لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنْكُمْ شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ
لَجَعَلَكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَلَكِنْ لِيَبْلُوَكُمْ فِي مَا آتَاكُمْ
فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ إِلَى اللَّهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُكُمْ
بِمَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ
Artinya :
“Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Qur'an dengan membawa kebenaran,
membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya)
dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara
mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu
mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk
tiap-tiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang.
Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja),
tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka
berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu
semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan
itu” (QS. Al Maidah (5): 48)
Dari terjemahan ayat
diatas dapat dipahami bahwa Allah SWT. menghendaki manusia itu sebagai makhluk
yang dapat mempergunakan akal dan pikirannya, dapat maju dan berkembang dari
zaman ke zaman. Dari masa kanak-kanak ke masa remaja meningkat jadi dewasa dan
seterusnya.
Demikianlah Allah SWT.
menghendaki dan memberikan kepada tiap-tiap umat syariat tersendiri untuk
menguji sampai di mana manusia itu dapat dan mampu melaksanakan perintah Allah
atau menjauhi larangan-Nya. Sebagai mana yang telah ditetapkan di dalam kitab
Samawi-Nya, untuk dapat diberi Pahala atau disiksa.
Oleh karena itu sudah
seharusnyalah manusia berlomba-lomba berbuat kebaikan dan amal saleh, sesuai
dengan syariat yang dibawa oleh Nabi penutup, Rasul terakhir Muhammad SAW.
Syariat yang menggantikan syariat sebelumnya. untuk kepentingan di dunia dan
kebahagiaan di akhirat kelak.
Pada suatu waktu nanti,
mau tak mau manusia akan kembali kepada Allah SWT. memenuhi panggilan-Nya, ke
alam Baqa. Di sanalah nanti Allah SWT. akan memberitahukan segala sesuatunya
tentang hakikat yang diperselisihkan mereka. Orang-orang yang benar-benar
beriman akan diberi pahala, sedang orang-orang yang ingkar dan menolak
kebenaran, serta menyeleweng dari-Nya tanpa alasan dan bukti akan diazab dan
dimasukkan ke dalam neraka.
قُلْ يَا قَوْمِ
اعْمَلُوا عَلَى مَكَانَتِكُمْ إِنِّي عَامِلٌ فَسَوْفَ تَعْلَمُونَ
Artinya :
Katakanlah: "Hai kaumku, bekerjalah sesuai dengan keadaanmu,
sesungguhnya aku akan bekerja (pula), maka kelak kamu akan mengetahui,(Q.S. Az-Zumar (39) : 39)
وَقُلِ اعْمَلُوا
فَسَيَرَى اللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُونَ وَسَتُرَدُّونَ إِلَى
عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
Artinya :
Dan katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang
mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah)
Yang Mengetahui akan yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu
apa yang telah kamu kerjakan".(Q.S. At Taubah (9): 105)
Allah memerintahkan kita
untuk bekerja, dan Allah pasti membalas semua apa yang telah kita kerjakan.
Yang paling unik dalam ayat ini adalah penegasan Allah bahwa motivasi atau niat
bekerja itu mestilah benar. Sebab kalau motivasi bekerja tidak benar,
Allah akan membalas dengan cara memberi azab. Sebaliknya, kalau motivasi itu
benar, maka Allah akan membalas pekerjaan itu dengan balasan yang lebih baik
dari apa yang kita kerjakan. Lebih jauh Surat An-Nahl : 97 menjelaskan bahwa
tidak ada perbedaan gender dalam menerima upah / balasan dari Allah. Ayat
ini menegaskan bahwa tidak ada diskriminasi upah dalam Islam, jika mereka
mengerjakan pekerjaan yang sama. Hal yang menarik dari ayat ini, adalah
balasan Allah langsung di dunia (kehidupan yang baik/rezeki yang halal) dan
balasan di akherat (dalam bentuk pahala).
Hadits tentang keutamaan bekerja keras
Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata: Rasulullah
ShallAllahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: Sungguh, seandainya salah seorang di
antara kalian mencari kayu bakar dan memikul ikatan kayu itu, maka itu lebih
baik, daripada ia meminta-minta kepada seseorang, baik orang itu memberinya
ataupun tidak.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dalam sebuah hadits yang lain Rasul ShallAllahu
'Alaihi wa Sallam bersabda:
Barang siapa pada malam hari merasakan kelelahan
karena bekerja pada siang hari, maka pada malam itu ia diampuni Allah”
(Hadits Riwayat Ahmad & Ibnu Asakir )
Dalam hadits-hadits yang
disebutkan di atas, menunjukkan bahwa bekerja merupakan perbuatan yang sangat
mulia dalam ajaran Islam. Rasulullah ShallAllahu 'Alaihi wa Sallam memberikan
pelajaran menarik tentang pentingnya bekerja. Dalam Islam bekerja bukan sekadar
memenuhi kebutuhan perut, tapi juga untuk memelihara harga diri dan martabat
kemanusiaan yang seharusnya dijunjung tinggi. Karenanya, bekerja dalam Islam
menempati posisi yang teramat mulia. Islam sangat menghargai orang yang bekerja
dengan tangannya sendiri.
Kerja juga berkait dengan
martabat manusia. Seorang yang telah bekerja dan bersungguh-sungguh dalam
pekerjaannya akan bertambah martabat dan kemuliannya. Sebaliknya, orang yang
tidak bekerja alias menganggur, selain kehilangan martabat dan harga diri di
hadapan dirinya sendiri, juga di hadapan orang lain. Jatuhnya harkat dan harga
diri akan menjerumuskan manusia pada perbuatan hina. Tindakan mengemis,
merupakan kehinaan, baik di sisi manusia maupun di sisi Allah SWT. Akan tetapi perlu
diingat bahwa yang dimaksud dalam hadits-hadits di atas adalah orang yang
bekerja sesuai dengan ajaran Islam. Bekerja pada jalur halal dan bukan bekerja
dengan pekerjaan yang diharamkan oleh Allah. Allah Subhanhu Wa Ta'ala. telah
membentangkan bumi dan langit ini adalah sebagai karunia yang teramat besar
untuk seluruh umat manusia. Yuk kita makmurkan bumi ini melalui kerja keras,
kerja cerdas, dan kerja ikhlas, agar pintu keberkahan mengalir ke segala
penjuru bumi ini, amin.
Wallahu a'lam
------------------------------------
SIMAKLAH VIDEO BERIKUT INI DENGAN BAIK !
------------------------------------
1. VIDEO PERTEMUAN 1 TENTANG TAAT ATURAN
2. VIDEO PERTEMUAN 2 KOMPETISI DALAM KEBAIKAN
Saya senang sekali . supaya saya lebih paham materinya
BalasHapusIkuzo
BalasHapus