AGAR NYAMAN BERIBADAH
(Ust. Muchamad Sofyan Hadi, M.Pd.I)
Segala puji bagi Allah SWT atas segala nikmat-Nya. Shalawat dan salam terindah semoga senantiasa tercurah atas teladan kita Rasulillah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan semua orang-orang yang istiqamah di atas ajarannya hingga ajalnya tiba.
Kesehatan dalam Islam adalah perkara yang penting, ia merupakan
nikmat besar yang harus disyukuri oleh setiap hamba. Terkait pentingnya
kesehatan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
نعمتان
مغبون فيهما كثير من الناس الصحة والفراغ
“Dua kenikmatan yang
sering dilupakan oleh kebanyakan manusia adalah kesehatan dan waktu luang.”
(HR. Al-Bukhari: 6412)
Terkadang seseorang memiliki badan yang sehat, akan tetapi ia tidak
memiliki waktu luang karena sibuk dengan hidupnya. Terkadang seseorang memiliki
waktu luang namun badannya tidak sehat. Apabila kedua nikmat ini dimiliki oleh
seseorang, lalu rasa malas lebih mendominasi dirinya untuk melakukan ketaatan
kepada Allah, maka dialah orang yang tertipu. (Fathul Bari : 14/184)
Salah satu cara mensyukuri nikmat sehat adalah dengan menjaga
nikmat sehat itu sendiri. Dalam Al-Qur`an banyak terdapat ayat-ayat perintah
untuk menjaga kesehatan, di antaranya adalah:
وكلوا مما رزقناكم حلالا طيبا واتقوا الله الذي
أنتم به مؤمنون
“Dan makanlah dari apa yang telah diberikan Allah kepada
kalian sebagai rezeki yang halal dan baik, dan bertakwalah kamu kepada
Allah yang kamu beriman kepada-Nya.” (QS. Al-Maidah: 88)
Intinya dalam ayat ini Allah ta’ala memerintahan kita untuk memakan
makanan yang tak sebatas halal saja, namun ia juga harus baik agar tidak
membahayakan kesehatan kita.
Dalam hadits-hadits Nabi juga banyak tersirat perintah untuk
menjaga kesehatan, di antaranya adalah :
ما ملأ آدمي وعاء شرا من بطن, بحسب ابن
آدم أكلات يقمن صلبه,
فإن
كان لا محالة فثلث لطعامه, وثلث لشرابه, وثلث لنفسه
“Tidaklah anak Adam memenuhi wadah yang lebih buruk dari perut,
cukup baginya beberapa suapan yang menegakkan tulang punggungnya, apabila tidak
mampu maka sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk minumnya, dan sepertiga
untuk nafasnya.” (HR. At-Tirmidzi: 2380, Ibnu Majah: 3349)
Intinya, dalam hadits di atas Nabi Muhammad SAW melarang umatnya
untuk berlebih-lebihan dalam hal makan dan minum. Makan dan minum secara
berlebihan akan berdampak buruk bagi kesehatan seseorang; baik kesehatan
jasmaninya maupun rohaninya.
Menurut dr. Zaidul Akbar, International Consultant of Herbs and
Thibbun nabawi mengungkapkan bahwa umat Islam diseluruh belahan dunia seharusnya
mengikat hati nya dengan thibbun nabawi dalam kehidupan sehari-harinya karena
contoh dan dokter terbaik bagi umat Islam adalah firman Allah SWT dan Nabi
Muhammad SAW.
Berkaitan dengan upaya kita dalam menjaga kesehatan d idalam kitab
Thibbun Nabawi karya Syaikh Ibn Qoyyim Al Jauziyah, disampaikan beberapa hal
penting yang harus kita perhatikan, antara lain :
ü Siapa orang berbekam kemudian
memakan garam maka ia bisa tertimpa penyakit kulit.
ü Siapa orang memakan ikan dan telur
secara bersamaan sehingga terkumpul dalam satu lambungnya maka ia bisa tertimpa
penyakit Stroke, dan penyakit wasir.
ü Siapa orang yang terus menerus
memakan telur maka akan keriput kulit wajahnya.
ü Siapa orang yang sering makan
makanan diasinkan, maka ia bisa tertimpa penyakit panu kadas, kurap, serta
kerusakan Jaringan otak
ü Siapa orang yang masuk ke WC dalam
keadaan perut kenyang maka ia akan tertimpah penyakit lumpuh (Stroke), dan
liver.
ü Siapa orang yang meminum susu lalu
memakan ikan secara bersamaan, sehingga berkumpul dalam satu lambung, maka ia
bisa tertimpa penyakit radang persendian (rematik) dan penyakit belang
Inilah sebagian peringatan para ulama’ salaf terkait kebiasaan dan
makanan kita sehari-hari. Demikianlah Islam mengajarkan hidup sehat dan
memerintahkan untuk menjaga kesehatan. Seorang muslim yang sehat akan mampu
beribadah kepada Allah SWT secara maksimal, karena memang tujuan manusia hidup
hanyalah untuk beribadah kepada Allah. Allah ta’ala berfirman:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَاْلإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُوْنَ
“Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah
kepada-Ku (Allah).” (QS. Adz-Dzariyat: 56)
Demikian semoga bermanfaat.
wallahu a’lam bis shawab
0 komentar:
Posting Komentar