# SELAMAT DATANG DI SITUS RESMI GURU MAPEL PAI SMKN 5 SURABAYA, NGAJI SEPANJANG HAYAT | INFO : SELAMA MASA PEMBELAJARAN DI RUMAH, PEMBELAJARAN PAI DIPUSATKAN DI SITUS RESMI INI, BAGI SISWA-SISWI SMKN 5 SURABAYA SILAHKAN KOORDINASI DENGAN GURU PAI MASING-MASING UNTUK BERSAMA-SAMA MEMBERDAYAKAN SITUS INI DALAM PEMBELAJARAN JARAK JAUH # .....

Rabu, 18 Maret 2020

BAB 7 KELAS XI - PERAWATAN JENAZAH DAN HIKMAHNYA


             KEPEDULIAN UMAT ISLAM TERHADAP JENAZAH        
         A.    Pengertian
Hasil gambar untuk JENAZAHBila ada seseorang muslim/muslimah meninggal, kewajiban seorang muslim yang masih hidup adalah :
                  1.   Mengurus jenazahnya.
                  2.   Mengurus harta pusakanya.
Penyelenggaraan jenazah adalah pengurusan jenazah seorang muslim/muslimah dengan cara memandikan, mengkafani, menshalatkan dan menguburkannya. Mengurus jenazah hukumnya fardhu kifayah, artinya jika sebagian kaum muslimin sudah melaksanakannya, maka kaum muslimin yang lainnya tidak terkena kewajiban/dosa. Tetapi jika diantara kaum muslimin tidak ada yang melaksanakannya maka seluruh kaum muslimin yang mengetahui kejadian ini mendapat dosa. Cara penyelenggaraan jenazah adalah sebagai berikut :
1.   Memandikan
a.      Syarat-syarat jenazah yang wajib dimandikan
1)      Islam
2)      Didapati tubuhnya (walaupun hanya sebagian)
3)      Bukan karena mati syahid (mati dalam peperangan membela agama Islam),
Nabi SAW bersabda :
عَنْ جَابِر اَنَّ النَّبِيَ صَلىَ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اَمَرَ فِي قَتْلَى اُحُدٍ بِدَفْنِهِمْ بِدِمَائِهِمْ وَلَمْ يُغْسَلُوْا وَلَمْ يُصَلَّى عَلَيْهِمْ (رواه البخاري)
                          Artinya : ”Dari Jabir, sesungguhnya Nabi Muhammad SAW telah memerintahkan terhadap orang-orang yang gugur dalam peperangan Uhud supaya dikuburkan dengan darah mereka, tidak dimandikan dan tidak dishalatkan.” (HR. Bukhari)
b.      Cara memandikan Jenazah
1)      Jenazah dibaringkan di tempat yang lebih tinggi (balai-balai) terhindar dari hujan, matahari dan tertutup (tidak terlihat kecuali oleh orang yang memandikan dan mahramnya).
2)      Jenazah dipakaikan kain agar auratnya tertutup.
3)      Membersihkan kotoran dan najis yang melekat pada anggota badan jenazah, mengeluarkan kotoran bagian dalam perut dengan cara menekan bagian bawah perut dan mengangkat sedikit bagian kepala dan badan supaya kotoran yang mungkin ada didalam perut dapat keluar.
4)      Menyiram air keseluruh badan secara merata dari kepala sampai ke kaki (disunatkan tiga kali atau lebih), dengan mendahulukan anggota badan sebelah kanan lalu bagian sebelah kiri.
5)      Mewudhukan jenazah sebagaimana wudhu akan shalat setelah semuanya bersih.
6)      Terakhir disirami dengan larutan kapur barus dan harum-haruman.
c.       Yang berhak memandikan jenazah
1)      Orang Islam yang berakal sehat dan baligh.
2)      Jenis kelamin sama, jenazah laki-laki dimandikan oleh laki-laki, jenazah
3)      perempuan dimandikan oleh perempuan, kecuali suami istri atau mahramnya jenazah.
4)      Keluarga yang mengetahui tata cara dan mampu memandikan jenazah.
5)      Dapat menjaga kerahasiaan jenazah (amanah).
              2.      Mengkafani
Mengkafani jenazah yaitu membungkus jenazah dengan kain Kafan dari ujung rambut sampai ujung kaki.
a.      Beberapa Hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Mengkafani Jenazah
·            Hukum dan syarat orang yang mengkafani sama dengan ketentuan memandikan jenazah.
·            Kain Kafan diperoleh dengan cara halal yaitu dari harta peninggalan jenazah, ahli waris, atau diambil dari baitul mal (jika tersedia), atau dibebankan kepada orang Islam yang mampu.
·            Kain Kafan hendaknya bersih, berwarna putih dan sederhana (tidak terlalu mahal dan tidak terlalu murah).
·            Kain Kafan minimal satu lapis untuk menutupi seluruh tubuh. Bagi jenazah laki-laki sebaiknya dibungkus tiga lapis, tanpa ditambah sorban, sarung kopiah dan sebagainya. Sedangkan untuk jenazah perempuan, sebaiknya lima lapis (termasuk baju bawahan dan jilbab). Sebagaimana Rasulullah SAW dikafani. Disebutkan dalam sebuah hadis :
حديث عَائِشَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم كُفِّنَ فِي ثَلاثَةِ أَثْوَابٍ يَمَانِيَةٍ بِيضٍ سَحُولِيَّةٍ مِنْ كُرْسُفٍ، لَيْسَ فيهِنَّ قَمِيصٌ وَلاَ عِمَامَةٌ
          Artinya: “A'isyah r.a. berkata: Rasulullah SAW. dikafan dengan tiga helai (baju) kain pulih buatan Yaman sahuli terbuat dari kapas (katun) tidak memakai gamis dan serban. (Bukhari, Muslim).
b.      Tata Cara Mengkafani Jenazah
·            Hamparkan selembar tikar diatas lantai atau balai.
·            Rentangkan 5 utas tali di atasnya.
·            Susun lapisan kain kafan 3 lapis untuk laki-laki dan 5 lapis untuk wanita.
·            Diatas kain kafan ditaburi dengan kapur barus dan wangi-wangian
·            Jenazah diletakkan di atas kain kafan dengan menempelkan kapas secukupnya        
pada lubang-lubang yang ada pada tubuh.
·            Terakhir tubuh jenazah dibungkus dengan kain kafan sampai rapi kemudian diikat dengan tali dibagian ujung kepala, dada, perut, lutut dan ujung kaki.
  3.      Menshalatkan
        a.  Syarat Shalat Jenazah
·         Yang menshalatkan yakni orang Islam, suci dari hadast besar dan kecil, suci badan dan tempat dari najis, menutupi aurat dan menghadap kiblat.
·         Jenazah dishalatkan setelah dimandikan dan dikafani.
·         Jenazah diletakkan di arah kiblat orang yang menshalatkan, kecuali shalat di atas kubur atau shalat ghaib.
        b.  Rukun Shalat Jenazah
·     Niat
·     Berdiri bagi yang mampu
·     Takbir empat kali
·     Membaca surat Al-Fatihah
·     Membaca shalawat atas Nabi SAW
·     Mendo’akan jenazah
·     Mendoakan keluarga yang ditinggalkan
·     Mengucapkan salam
        c.  Sunah Shalat Jenazah
·         Mengangkat tangan pada tiap-tiap takbir.
·         Merendahkan suara bacaan (sirri).
·         Membaca ta’awwudz.
·         Disunatkan banyak jama’ahnya (makmum).
·         Memperbanyak shaf minimal 3 shaf.
                Sabda Rasulullah SAW :
عَنْ مَالِكِ ابْنِ هُبَيْرَةَ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا مِنْ مُؤْمِنٍ يَمُوْتُ فَيُصَلِّى عَلَيْهِ اُمَّةٌ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ يَبْلُغُوْنَ اَنْ يَكُوْنُوْا ثَلَاثَةَ صُفُوْفٍ اِلَّا غُفِرَ لَهُ  (رَوَاهُ الْخَمْسَة اِلَّا النَسَائِي)
                Artinya : Dari Malik bin Hubairah, katanya : Rasulullah SAW bersabda : “Orang Mukmin yang mati lalu dishalatkan oleh segolongan kaum muslim yang mencapai tiga shaf, tentulah diampuni dosanya”. (HR. Lima ahli hadist kecuali Nasa’i)
       d.  Tata Cara Shalat Jenazah
           Shalat jenazah dilaksanakan setelah jenazah dimandikan dan dikafani dengan cara sebagai berikut :
·         Jama’ah berdiri dengan niat melakukan shalat jenazah.
                        Lafaz niat untuk jenazah laki-laki :
اُصَلِّي عَلىَ هَذَالْمَيِّتِ اَرْبَعَ تَكْبِيْرَاةِ فَرْضَ الْكِفَايَةِ للهِ تَعَالىَ
                        “aku niat shalat atas mayit ini empat takbir fardhu kifayah karena Allah”

                        Lafadz niat untuk jenazah perempuan :
اُصَلِّي عَلىَ هَذِهِ  الْمَيِّتَةِ اَرْبَعَ تَكْبِيْرَاةِ فَرْضَ الْكِفَايَةِ للهِ تَعَالَى
                        Lafadz niat shalat ghaib :
اُصَلِّي عَلىَ هَذَالْمَيِّتِ غَائِبَا اَرْبَعَ تَكْبِيْرَاةِ فَرْضَ الْكِفَايَةِ للهِ تَعَالَى
·         Takbiratul Ihram (takbir pertama) membaca surat Al-fatihah
·         Takbir yang kedua, membaca shalawat atas Nabi Muhammad SAW
·         Takbir ketiga, mendo’akan jenazah, dengan do’a :
اَللَّهُمَّ اغْفِرْلَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ وَاَكْرِمُ نُزُلَهُ وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُ وَاغْسِلْهُ بِمَاءٍ وَثَلْجٍ وَبَرَدٍ وَنَقِّهِ مِنَ الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوَبُ الْاَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ وَاَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ وَاَهْلًا خَيْراً مِنْ اَهْلِهِ وَقِهِ فِتْنَةَ الْقَبْرِ وَعَذَابَ النَّارِ.
                Artinya : “Ya Allah ampunilah dia, kasihanilah dia, sejahterakanlah dia dan maafkanlah kesalahannya, hormatilah kedatangannya dan lapangkanlah tempat tinggalnya, bersihkanlah dia dengan air, es dan embun, bersihkanlah ia daripada dosa sebagaimana kain putih yang dibersihkan dari kotoran, gantilah rumahnya dengan rumah yang lebih baik dan indah daripada rumahnya yang dahulu, gantilah ahli keluarganya dengan keluarga yang lebih baik daripada keluarga yang dulu, peliharalah dia dari fitnah kubur dan siksa api neraka.” (HR. Muslim)
          
                Do’a untuk jenazah anak-anak :
اَللَّهُمَّ اجْعَلْهُ فَرَطًا لِوَالِدَيْهِ وَاجْعَلْهُ لَهُمَا اَجْرًا وَذُخْرًا
                Artinya : “Ya Allah jadikanlah anak ini pelopor bagi kedua ibu bapaknya dan jadikanlah anak ini bagi kedua ibu bapaknya pahala dan sebagai simpanan.”

·         Takbir yang keempat, membaca do’a :
اَللَّهُمَّ لَاتَحْرِمْنَا اَجْرَهُ وَلَا تَفْتِنَا بَعْدَهُ وَاغْفِرْ لَنَا وَلَهُ
                Artinya : “Ya Allah, janganlah Engkau rugikan kami dari memperoleh ganjarannya, dan jangan pula Engkau beri kami fitnah sepeniggalnya, ampunilah kami dan dia.” (HR. Al-hakim )
·     Membaca salam dengan memalingkan muka kekanan dan ke kiri.
       e.  Beberapa Hal yang Perlu diperhatikan
           Bahwa do’a untuk jenazah harus disesuaikan dengan jenis jenazahnya, yakni :
·     Jenazah laki-laki dhamirnya “hu” (   ه )
·     Jenazah perempuan dhamirnya “ha” (  ها   )
·     Jenazah dua orang dhamirnya “huma” (  هما   )
·     Jenazah orang banyak dhamirnya “hum”/ “hunna” ( هم  / هن  )
Bila jenazahnya laki-laki, maka imam hendaknya berdiri menghadap jenazah sejajar            dengan kepalanya, tetapi bila jenazahnya perempuan maka imam berdiri sejajar dengan bagian tengah (pinggul)
4.    Menguburkan
       Tata cara menguburkan :
       a.  Waktunya
           Menguburkan jenazah boleh kapan saja (pagi, siang, sore atau malam), kecuali :
·     Di saat matahari terbit
·     Di saat matahari berada di tengah-tengah
·     Di saat matahari tenggelam/terbenam
       b.  Kaifiatnya
·     Memasukkan jenazah ke dalam kubur hendaknya dimulai dari kepala terlebih dahulu dan dilakukan lewat arah kaki.
·     Didalam liang lahat, jenazah diletakkan dalam posisi miring diatas lambung kanan bagian bawah menghadap kiblat atau memakai ganjal (gelu dari tanah/batu).
·     Pipi dan kaki jenazah supaya ditempelkan ke tanah dengan membuka kain kafannya. Begitu pula tali-tali pengikat dilepas.
·     Waktu meletakkan jenazah ke liang kubur hendaknya membaca do’a :
بِسْمِ اللهِ وَعَلَى مِلَّةِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
                Artinya :” Dengan Nama Allah dan atas agama Rasulullah”
·     Tidak ada tuntunan Nabi SAW dalam mengubur jenazah dilakukan adzan dan iqomah.
·     Setelah liang lahat ditutup, dianjurkan lepada pengantar untuk memulai menimbun kubur dengan memasukkan tanah 3 kali ke dalam kubur kemudian dilanjutkan penimbunan.
·     Setelah selesai penguburan diakhiri dengan do’a yang isinya memohon ampunan dan keteguhan.
       c.  Bentuk Kuburan
           1.  Kuburan harus digali cukup dalam agar aman dari gangguan binatang buas. Sedang luasnya disesuaikan dengan keadaan (untuk 1 orang saja atau lebih).
           2.  Liang kuburan dapat dibentuk lahat dan dapat pula berbentuk syaqqu atau dharhu.
           3.  Tanah di atas kubur sebaiknya diratakan tetapi dapat dibentuk seperti punggung unta.Meletakkan nisan di atas kubur dibolehkan asal hanya sebagai tanda pengenal.
           4.  Jenazah yang jauh dari daratan (meninggal di kapal) maka penguburannya dilakukan dengan jalan membenamkan di laut.
           5.  Rasulullah melarang didirikan bangunan di atas kuburan atau ditambah atasnya.
B.   Ta’ziah
       Ta’ziah berarti menghibur, yaitu mengunjungi dan menghibur keluarga yang dtinggalkan sebelum jenazah dikuburkan atau dalam waktu tiga hari sesudahnya, tujuannya adalah:
      a.  Memberikan bantuan moril dan materil untuk mengurangi kesulitan bagi ahli mayit.
       b.  Memberi hiburan dan nasehat agar ahli mayit sabar dan tabah menerima musibah.
       c.  Mendo’akan yang meninggal agar diampuni segala dosanya.
       d.  Sebagai pelajaran dan koreksi bahwa setiap yang bernyawa pasti mati (QS. Ali Imran {3}: 185)
       Ta’ziah hukumnya sunnah. Dan tentang ta’ziah Rasulullah SAW bersabda :
عَنْ اَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ شَهِدَ الْجَنَازَةَ حَتَّى يُصَلَّى عَلَيْهَا فَلَهُ قِيْرَاطٌ وَمَنْ شَهِدَهَا حَتَّى تُدْفَنَ فَلَهُ الْقِيْرَاطَانِ. قِيْلَ وَمَا الْقِيْرَاطَانِ ؟ قَالَ مَثَلُ الْجَبَلَيْنِ الْعَظِيْمَيْنِ
       Artinya : “Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa yang menghadiri jenazah (ta’ziah) hingga dishalatkan, maka dia mendapat pahala satu qirath, dan barang siapa yang menghadiri sampai dikuburkan, maka dia mendapatkan pahala dua qirath, ketika Rasulullah ditanya sahabat apakah dua qirath itu, Beliau menjawab laksana dua bukit besar.” (HR. Bukhari & Muslim).

C.   Ziarah kubur
       Ziarah kubur adalah mengunjungi kuburan kaum muslimin/muslimat dengan tujuan dapat melihat, membersihkan kubur, dan mendo’akan ahli kubur, hukum ziarah kubur adalah mubah, sabda Rasulullah SAW:
عَنْ بُرَيْدَةَ قَالَ : قَالَ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ كُنْتُ نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُوْرِ, فَقَدْ اُذِنَ لِمُحَمَّدٍ فِى زِيَارَةِ قَبْرِ اُمِّهِ فَزُوْرُهَا فَاِ نَّهَا تُذَكِّرُ الْاَخِرَةَ (رواه مسلم وابو دوود و الترمذي)
       Artinya : “Dari Buraidah ra, Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya saya dahulu melarang kamu berziarah kubur. Maka Sekarang Muhammad SAW telah diizinkan untuk berziarah ke kubur ibunya, maka ziarahlah kamu karena sesungguhnya ziarah kubur itu mengingatkan akan akhirat.” (HR. Muslim, Abu Daud dan Turmudzi).
       Do’a ziarah kubur :
اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ اَهْلَ الدِّيَارِ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ وَ الْمُسْلِمِيْنَ وَاَناَ اِنْشَاءَ اللهُ بِكُمُ اللَّاحِقُوْنَ نَسْئَلُ اللهَ لَناَ وَلَكُم الْعَافِيَةَ (رواه مسلم و احمد)
       Artinya : “Selamat sejahtera mukminin dan muslimin (yang ada di kubur), kami insya Allah akan menyusul kamu, Kami memohon lepada Allah semoga kami dan kamu mendapatkan keselamatan.” (HR. Muslim).


0 komentar:

Posting Komentar

gpaismkn5sby. Diberdayakan oleh Blogger.